Wednesday, October 3, 2012

Processed & fast food snacks are not only unhealthy for us, but also bad for the environment & earth. We should stop eating it!


May 27, '12 6:28 AM
for everyone

Tadinya hari ini aku ingin berbagi info cara belanja sehat di supermaket, mengingat akhir minggu biasanya banyak diisi orang dengan kegiatan berbelanja bahan makanan untuk persediaan mingguan. Tapi gara-gara membaca artikel menarik seputar camilan di SuratKabar Kompas hari ini, rencanaku tinggal rencana.
  
Di Kompas hari ini, aku membaca artikel “Hidup Terasa Hambar Tanpa Camilan”dan “Camilan: Laut Dikuras, Ladang Dibabat”. Keduanya lumayan membuat geleng-geleng kepala.

Berikut beberapa adalah cuplikan singkat menarik dari kedua artikel tersebut:

“Ngemil memang sudah menjadi bagian hidup setiap orang. Persediaan camilan ada di setiap rumah. Tak sedikit pula yang menyimpannya di meja kantor …”

“Camilan juga menjadi item yang tak pernah dilupakan saat akan melakukan perjalanan”.

Been there, done that! Itu kata-kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan dan pikiranku setelah membaca kedua artikel ini. Aku pernah melewati fase gaya hidup hobby makan camilan. Juga suami dan anak-anakku. Dari mulai makanan kemasan kering, es krim, makanan kecil cepat saji, kue, roti manis dan banyak lagi. Di rumah, di kantor, di dalam kendaraan dan diberbagai tempat dan kesempatan lainnya. Kapan saja, dimana saja. Sekarang, melihat ke belakang sejenak, aku sadar betapa kebiasaan makan camilan ini hanya membuang uang dan menimbun penyakit!

Dari pengalaman pribadi menjalankan program Eating Clean, aku mendapat pelajaran bahwa sebenarnya kita tidak memerlukan banyak camilan dalam keseharian hidup kita. Camilan bukanlah jawaban untuk “mengganjal” rasa lapar, untuk “menghibur dan menenangkan” diri, untuk melawan rasa ngantuk atau bosan, mengisi waktu, untuk menemani belajar atau bekerja. Semua adalah alasan yang salah untuk makan camilan!

Kita sebenarnya hanya perlu 2 kali mengkonsumsi makanan kecil dalam sehari. Itu pun bukan untuk semua alasan yang salah, tapi untuk menjaga kesehatan kita. Antara lain untuk menjaga metabolisme, untuk memberi nutrisi kepada tubuh kita yang selanjutnya akan menggunakannya untuk tenaga dan menjaga kadar gula darah dalam tubuh kita. Intinya, untuk menjaga kesehatan tubuh. Dan itu pun bukan makan cemilan yang tinggi kalori tapi kosong gizi, seperti keripik, pisang goreng dangorengan lainnya, martabak, kue kering, cake, roti manis, permen cokelat, kacang goreng, manisan dan banyak lagi jenis makanan kecil tidak sehat yang dijual diberbagai tempat. Camilan yang diperlukan oleh tubuh kita adalah makanan yang rendah kalori, tinggi serat dan kaya nutrisi. Full stop!

 Cuplikan lain lagi yang menarik dari artikel di Kompas hari ini:

“Di kantor-kantor sampai muncul istilah “memamahbiak” untuk menyebut aktivitas ngemil yang superaktif. Perut Isai, misalnya, sebenarnya tidak terlalu lapar. Baru sekitar dua jam sebelumnya Isai menyantap makan siang yang dia bawa dari rumah. “Setelah makan siang justru termasuk jam rawan, jamnya ngantuk. Jadi, untuk menghilangkan ngantuk, saya ngemil”, katanya”.

Oya! Betapa gaya hidup modern yang akrab dengan makanan camilan sudah menjadikan kebanyakan kita sebagai makhluk yang memamahbiak. Padahal, secara biologis, kita bukan mahkluk jenis tersebut. Menakutkan! Bagaimana penyakit-penyakit modern tidak semakin merajalela? Kita sendiri yang sebenarnya membiarkan diri kita menjadi “tempat” yang mudah dan nyaman untuk penyakit-penyakit ini hinggap, tumbuh dan menguasai tubuh kita.

Rasa ngantuk setelah makan siang? Itu tidak seharusnya kita alami kalau kita makan dengan pola sehat, yaitu makan makanan natural yang kaya serat dan nutrisi, termasuk karbohidrat kompleks. Rasa ngantuk setelah makan itu artinya kita makan makanan yang salah (makanan yang tinggi kandungan karbohidrat sederhana dan gula) dan kita makan dengan porsi yang salah (terlalu banyak). Kalau kita makan dengan benar, mau itu sarapan pagi, makan siang maupun makan malam, kita tidak akan merasa mengantuk setelahnya. Justru kita akan menjadi berenergi, lebih fokus, mood lebih tenang dan banyak lagi efek positif lainnya. Dan yang jelas, makan makanan yang kaya serat dan nutrisi pada saat makan pagi, siang dan malam akan membuat kita kenyang lebih lama sehingga kita tidak akan memerlukan camilan terus-menerus. Dan kita juga tidak akan diserang keinginan untuk makan camilan yang tidak sehat (goreng, asin, manis, kopi, dll).

Kutipan lain dari artikel yang menurut aku seharusnya disadari oleh kita, manusia, makhluk berakal penghuni bumi:

“Betapa lahapnya bangsa ini mengemil. Isi laut dikuras dan ubi-ubi di ladang dibabat semata untuk memanjakan kebiasaan “ngemil”".

Hal ini memang bisa dibilang positif bila kita lihat dari segi industri dan ekonomi. Tapi justru kebalikannya bila kita lihat dari segi kesehatan dan kelestarian lingkungan!

Kita memang perlu makan makanan natural yang berasal dari alam, yang kaya dengan kandungan berbagai vitamin dan mineral. Tapi, seharusnya kita ingat dan tahu diri. Kita bukan satu-satunya makhluk yang hidup di bumi ini. Dan yang jelas, ada jutaan orang yang hidup bersama-sama di dalam satu bumi tercinta ini. Kebiasaan makan camilan kita, akhirnya menurutku, menjadi sebuah kebiasaan yang egois dan percuma karena kebanyakan dijalankan dengan berlebihan dan tidak bermutu. Kebiasaan ini kebanyakan hanya mementingkan kesenangan diri sendiri, tidak mempertimbangkan kelestarian lingkungan, kebutuhan hidup makhluk lainnya, ekosistem dan masa depan bumi serta semua makhluk yang hidup di dalamnya, termasuk anak-cucu kita.

Seandainya kita, manusia, makan camilan dengan cara yang sehat, wajar dan tidak berlebihan, aku rasa penggunaan sumber daya dan hasil alam untuk memproduksi camilan juga tidak akan berlebihan.

Pernahkan terpikir berapa banyak carbon foot print pada makanan yang kita makan? Jumlahnya banyak sekali! Termasuk carbon food print pada camilan-camilan kemasan yang diproduksi secara industri skala besar maupun industri kecil. Satu kantong potato chips, misalnya, menggunakan banyak sekali energi alam. Dari mulai proses penanaman kentangnya, produksinya sampai distribusinya. Dan menurutku, seharusnya energi alam tersebut digunakan untuk hal-hal lain yang lebih baik dan penting bagi kehidupan semua makhluk di bumi dan bumi itu sendiri. Bukan untuk hal seremeh potato chips, yang kalau dihilangkan dari hidup kita pun tidak akan membuat hidup kita menjadi susah ataupun buruk kualitasnya. Malah justru sebaliknya, hidup kita akan menjadi lebih baik. Tubuh kita akan menjadi lebih sehat dan, ternyata, lingkungan serta bumi juga akan menjadi lebih baik.

Itu baru 1 jenis camilan kemasan, yaitu potato chips.

Sekarang coba hitung ada berapa banyak jenis camilan kemasan yang diproduksi di dunia. Lalu, coba bayangkan berapa banyak energi dan sumber daya alam yang dipakai untuk menghasilkan makanan camilan, yang bahkan bukan makanan pokok bagi kita dan hanya tinggi kalori tapi kosong nutrisi ini.

Try to do the math! It’s just impossible karena jumlahnya terlalu banyak!

Menurutku, produksi makanan camilan adalah pembuangan sumber daya dan energi alam yang tidak seharusnya kita lakukan!

Lalu, coba bayangkan, ada berapa banyak sampah kemasan bekas yang dihasilkan oleh makanan camilan kemasan, yang kebanyakan dibuat dari bahan plastik yang tidak bisa didaur ulang.


Apakah kita, manusia, sedemikian egoisnya memanfaatkan bumi tempat kita hidup tanpa memelihara kelangsungannya? Hanya mementingkan selera dan keinginan kita sendiri tanpa mempertimbangkan efek buruknya terhadap kesehatan kita sendiri, lingkungan dan bumi?

Berdasarkan prinsip Eating Clean, kita memerlukan makanan kecil (snack). Jadi, silahkan makan camilan. Tapi, makanlah camilan dengan bijaksana dan bertanggung-jawab! Dan tidak hanya terhadap kesehatan kita sendiri, tapi juga terhadap lingkungan dan bumi.

Jangan makan camilan kemasan. Buat sendiri camilan di rumah. Pilih camilan dari bahan makanan natural yang kaya nutrisi. Jangan makan camilan yang diolah dengan cara yang tidak sehat (hanya tinggi kalori tapi kosong nutrisi). Makan dengan wajar. Cukup makan camilan sehat dua kali sehari. Makan dengan porsi wajar. Jangan terus-menerus seperti tidak kenal waktu dan tempat.

Mau sehat? Mau menurunkan berat badan? Mau menjaga lingkungan dan bumi kita? Lepaskan diri dari ketagihan makanan camilan! (Ini sama susahnya dengan berhenti merokok ataupun minuman alkohol).

Biasakan untuk hidup tidak tergantung pada camilan. Ada pepatah lama berkata, “Makan untuk hidup”. Bukan sebaliknya, hidup untuk makan, yang sepertinya sudah menjadi gaya hidup manusia modern diperkotaan. Lakukan aktivitas-aktivitas ini bebas dari camilan (dan juga bebas dari minuman manis): nonton (TV ataupun bioskop), melakukan perjalanan, bekerja, belajar dan menunggu giliran. Bisa, kok! Hanya harus dimulai, dilatih dan dibiasakan. Dan nanti, setelah terbiasa, akan terasa bahwa hidup bebas dari camilan itu jauh lebih menyenangkan!

Mari, mulai sekarang, sebelum membeli atau membuka kemasan makanan camilan, pikir dulu dengan akal sehat. 
Tubuh kita tidak memerlukan camilan yang tidak sehat dan berlebihan. Lingkungan dan bumi juga tidak membutuhkan camilan yang tidak sehat dan berlebihan. It is just a waste of money. And a waste of our natural resources! 

Let’s change our ways and let’s do it now!

No comments:

Post a Comment