Wednesday, October 3, 2012

Health: must be earned & must be maintained. Do it while you can & do it before it's too late!!

May 7, '12 9:50 AM
for everyone


Bulan ini aku bertambah umur. Tambah dekat dengan usia 40. 

Sama dengan ulang tahun sebelumnya, aku selalu berdoa meminta umur panjang dan kesehatan. Tapi  kali ini, permintaan ini punya arti lebih dalam untuk aku, setelah berbulan-bulan melewati berbagai masalah kesehatan akibat pola hidup modern menahun yang akrab dengan selalu berdiet untuk menjaga kelangsingan tubuh, makanan proses dan cepat saji, karbohidrat sederhana dan gula, rokok, alkohol, kurang olah raga, kurang istirahat, obat-obatan dan stress harian.

Sejak Agustus 2011, berawal dari sebuah tumor yang ketemu secara tidak sengaja, aku harus bolak-balik ke dokter, menebus obat dan “turun mesin” lewat berbagai tes dan tindakan medis untuk kembali “sehat”. Bukannya sembuh, walaupun sudah mengkonsumsi berbagai obat yang diberikan oleh para dokter ahli, masalah di tubuhku semakin bertambah dan merambah area-area tubuh yang sebelumnya tidak bermasalah. Maret 2012 adalah puncaknya. Seluruh sistem hormon dalam tubuhku kacau balau. Akibatnya, tenagaku hilang sama sekali dan hampir semua sistem dalam tubuhku terkena imbas. Dari mulai jerawat, rambut rontok, nyeri dan ngilu persendian serta tulang, pembengkakan badan, kram, gagal pencernaan, infeksi usus, glucose intolerance, infeksi rahim, masalah pernafasan, haid terganggu, susah tidur, demam tinggi tanpa sebab, keringat berlebihan, rasa capek yang terus-menerus, sakit kepala berkepanjangan, pingsan, turun berat badan secara drastis dan banyak lagi. Singkatnya, tidak ada hari tanpa perjuangan melawan kondisi tubuh hanya supaya bisa sekedar menjalankan fungsi dan tugas harian.

Pertemuan dengan dokter yang terus-menerus tapi tidak membawa hasil akhirnya membuat aku frustasi sendiri. Rasanya semakin aku bertemu dengan dokter, semakin kata “sehat” menjadi semakin tidak nyata. Bayangkan: aku malah dinasehatkan oleh para dokter yang aku temui untuk “berteman” dengan kondisi badanku yang semakin menurun dan menjalankan hidup dengan bantuan berbagai obat-obatan. Obat untuk stress, obat untuk pencernaan, obat untuk infeksi, obat untuk jerawat, obat hormon, obat anti inflamasi, dll.

Frustasi! Umur belum 40, tapi badan kok sudah amburadul? Bekal obat harian 1 kantong besar sendiri. Tiap hari harus cek gula darah. Tiap 2 minggu sekali harus cek hormon. Tiap hari harus cek nadi. Hampir tiap minggu cek perut. Hidup kok sehari-harinya banyak di rumah sakit? Dan bagaimana nanti kalau aku sudah melewati umur 40? Apakah kondisi badan akan semakin turun? Padahal masih banyak yang harus dan ingin aku lakukan.

Aku jadi banyak bertanya sendiri. Apa sih sebenarnya sehat? Seperti apa sih manusia yang sehat itu sebenarnya? Apakah hidup dengan bantuan obat-obatan itu sehat? Bisakah aku sehat kembali? Bagaimana cara untuk sehat kembali?

Sehat.

Berdasarkan definisi WHO, Health is a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of disease or infirmity.

Jadi, pada dasarnya, sehat itu harus mencakup tiga hal, yaitu fisik (badan), mental dan sosial. Definisi ini diperkuat oleh para ahli dibidang kedokteran. Salah satu buku yang aku baca menyebutkan, memiliki hidup yang sehat artinya tidak hanya tidak memiliki penyakit, tapi sehat secara keseluruhan dan memiliki hubungan antar manusia yang sehat, keluarga yang sehat, hubungan dengan lingkungan yang sehat dan yang paling penting: hubungan dengan Pencipta yang sehat.

Bagaimana kita tahu apakah kita sebenarnya sehat atau tidak? Disebutkan oleh banyak ahli: jangan pernah mengukur sehat dari ada atau tidaknya gejala penyakit dalam badan kita (biasanya, bila suatu gejala sudah muncul, artinya penyakit justru sudah mulai berkembang dalam tubuh kita). Kesehatan itu harus kita ukur dari apa yang kita rasakan sehari-hari. Kalau kita sehat, seharusnya kita terlihat sehat, merasa sehat dan dapat berfungsi dengan baik secara natural. Tidak ada sakit harian yang mengganggu fungsi kita, seperti: sakit kepala, batuk, diare, dll. Dalam salah satu film dokumentari yang aku tonton disebutkan bahwa seseorang itu sehat kalau dia bangun dipagi hari dengan banyak energi positif, tidak merasa sakit ataupun nyeri dibagian manapun di tubuhnya dan dalam kesehariannya tidak menggunakan obat-obatan untuk berfungsi sepenuhnya sebagai manusia.
Oooopsss …!!!!! 

Betapa selama ini aku sudah meremehkan dan tidak memprioritaskan kesehatanku sendiri. Mentang-mentang tidak pernah sakit keras, kesehatan badan yang bagus kondisinya sering aku pergunakan tanpa pikir panjang dan yang jelas, tidak aku jaga dan pelihara. Baru sekarang aku mengerti, dan itu pun setelah operasi pengangkatan tumor kanker dan mengalami banyak masalah kesehatan selama berbulan-bulan. Baru sekarang aku tahu dimana letak kesalahanku. Beberapa bulan terakhir ini, sering aku berandai-andai sendiri. Seandainya aku tahu apa yang aku tahu sekarang sejak muda dulu, seharusya aku bisa menjaga kesehatanku dengan baik dari dulu hingga tidak perlu merasakan sakit berkepanjangan seperti sekarang. Seandainya aku tahu sejak dulu, seharusnya sejak dulu juga aku bisa menjalankan kebiasaan yang baik, yang bisa mencegah munculnya penyakit-penyakit yang merugikan dan membahayakan diri sendiri.

Baru setelah kesehatan itu direngut aku sadar. Sadar bahwa aku sudah merugikan diri sendiri dan orang-orang yang paling aku sayang: suami dan anak-anak. Sadar bahwa sulit sekali untuk bahagia kalau kita tidak sehat. Benar kata Ibu Negara Amerika Serikat: kita tidak bisa mengabaikan kaitan antara kesehatan dan kebahagiaan. Percuma punya karier dan jabatan setinggi langit, harta berlimpah ruah, terkenal … kalau kita tidak sehat! Sangat percuma! Karena dengan sehat kita akan bisa merasakan hidup secara menyeluruh dan kita akan mampu melakukan berbagai hal yang harus atau ingin kita lakukan.

Bertekad untuk sembuh, terlepas dari semua pendapat dan teori medis yang menyakitkan yang dikatakan oleh dokter kepadaku, dan bertekad untuk bisa berfungsi setiap hari tanpa rasa sakit dan obat, aku jalankan pola hidup sehat sebagai pengobatan. Aku hentikan semua obat dari dokter dan aku ganti dengan asupan makanan natural (real food) yang tinggi kandungan nutrisinya. Aku pasangkan pola makan sehat dengan olah raga rutin, banyak bergerak dalam keseharian, disiplin jam dan waktu istirahat, meluangkan waktu untuk hobby dan bersenang-senang dengan keluarga, tertawa. Aku singkirkan hal-hal yang tidak penting dalam hidup dan keseharianku dan aku latih diri untuk tidak terkungkung dalam target, ekspektasi, deadline dan dogma sosial. 

Hampir 2 bulan sudah aku berusaha menyembuhkan diri sendiri lewat pola hidup sehat. Tanpa bantuan obat dan tindakan medis. Aku ikuti dan terapkan sebuah saran yang aku temukan dalam buku Adrenal Fatigue, yaitu: “ A moderate healthy lifestyle for a human being is high quality & nutrient food, regular exercise and adequate rest, along with a healthy mental attitude to the stresses of life”. Saran ini mudah diucapkan, tapi sebenarnya tidak mudah untuk dilakukan. But, can be done, selama kita mau merubah diri kita dan merubah hidup kita.

Setelah 2 bulan disiplin hidup sehat, aku merasa jauh lebih baik. Belum sepenuhnya pulih, tapi jauh lebih baik! Pernafasanku kembali lancar, tenagaku sudah mulai pulih kembali, nyeri dan sakit persedian serta tulang sudah hampir tidak ada, pencernaanku mulai membaik (semua gejala gagal pencernaan semakin jarang aku rasakan), pola tidurku membaik, sakit kepalaku berkurang, haidku mulai normal kembali dan banyak lagi kondisi yang pelan-pelan membaik. Aku sudah mulai kembali berfungsi dengan baik, fisik maupun mental.

Tadi pagi menerima kabar dari teman baikku bahwa ia kembali masuk UGD akhir minggu lalu. Padahal baru 2 minggu lalu dia keluar dari UGD yang sama. Batuknya yang berkepanjangan belum juga sembuh, walaupun sudah berganti-ganti obat dari dokter. Another victim of the modern lifestyle!  Semua yang ditanam dimasa muda, dipanen dimasa tua. Itu yang aku alami selama beberapa bulan terakhir, dan aku yakin itu juga yang sekarang sedang dialami teman baikku.

Dimasa modern sekarang ini, penyakit-penyakit harian akhirnya seperti sudah diterima sebagai sesuatu yang wajar oleh kebanyakan orang. Bersama dengan umur, karier, jabatan dan gaya hidup, datang penyakit menyertai. Ini menjadi hal biasa yang dialami oleh banyak orang dan menjadi hal yang tidak lagi dikhawatirkan. Obat dan dokter juga bertebaran dimana-mana, toh?

Padahal seharusnya tidak seperti itu. Badan kita bisa sehat sampai umur tua sekalipun. Berubah dengan bertambahnya umur, ya. Mata mulai rabun, rambut mulai beruban, badan mulai berubah, dll. Tapi, banyak contoh hidup disekitar kita, manusia sebenarnya bisa tetap sehat, terlepas dari umur, karir dan jabatannya. Kuncinya 1, berapa pun umur kita dan apa pun jabatan kita, pola hidup sehat harus tetap dijalankan demi menjaga kesehatan. Dan ini harus dilakukan sejak masih muda dan masih sehat, tidak menunggu tua ataupun penyakit datang dulu.

Kita, muda atau tua, bisa sehat asal kita berusaha untuk sehat dan menjaga kesehatan kita. Semuanya tergantung pada diri kita sendiri! Berikut info yang aku kutip dari salah satu buku yang aku baca, “Keep eating processed food, not doing exercise, not getting enough and good rest, loosing energy, all lead to serious modern illness and losing years of life expectancy”. Apakah ini yang kita inginkan? Not me! Aku ingin panjang umur dan sehat dimasa tua supaya aku bisa menikmati masa tua dengan suami, anak dan cucu. Sesuatu yang langka dikeluargaku yang kebanyakan meninggal diusia muda.

Jadi, diulang tahunku kali ini, aku meminta kesehatan yang sebenarnya agar aku dapat berfungsi dan merasakan “hidup” hingga waktuku tiba.  I want to LIVE until I die! (And I prayed for the same thing for everyone I love).


PS: Dear Anti, semoga kamu cepet sembuh ya… Waktunya untuk menjadi lebih tertib lagi ya, Neng?!?! We are not getting any younger dan kita masih pengen travel bareng, bukan?!?!)

No comments:

Post a Comment