Wednesday, October 3, 2012

Cegah obesitas & penyakit lewat pola hidup sehat. Pilihan ada di tangan kita sendiri!

Apr 9, '12 9:50 PM
for everyone

Beberapa hari lalu, Kompas.com memuat artikel berjudul “Anak-anak di Dunia Kian Gemuk”. Di dalam artikel tersebut diberitakan bahwa pada tahun 2010 obesitas pada balita di Indonesia 14%. Jumlah yang termasuk tinggi. Disebutkan juga dalam artikel singkat tersebut, jumlah obesitas pada anak juga kian meningkat di negara berpendapatan rendah dan menengah, khususnya perkotaan.

Anak-anak kota semakin banyak yang kegemukan? Betul! Lihat di sekolah, di mal, di restoran, di tempat2 hiburan. Semakin banyak terlihat anak-anak yang kegemukan, yang sayangnya sekarang ini justru dianggap lucu dan menggemaskan oleh kebanyakan orang. Dan bukan hanya anak-anak kecil. Perhatikan anak-anak remaja dan orang dewasa di perkotaan. Banyak yang juga kelebihan berat badan, yang “untungnya” sekarang bisa ‘ditutupi’ dengan baju yang modelnya memang semakin ‘friendly’.

Mari buka mata!

Dari sisi medis, baik pada orang dewasa maupun anak kecil, kelebihan berat badan harus diwaspadai. Kelebihan berat badan bisa memicu berbagai penyakit, antara lain diabetes, peningkatan kolesterol hingga penyakit jantung. Dan kelebihan berat badan dimasa kanak-kanak dapat terbawa sampai dewasa. Para ahli banyak menyebutkan bahwa 80% anak yang kelebihan berat badan diantara usia 10 sampai 15 tahun akan menjadi orang dewasa yangobese diusia 25 tahun.

Apakah sebenarnya penyebab utama obesitas?

Para ahli dibidang kedokteran banyak menyebutkan, obesitas pada dasarnya adalah hasil gabungan antara konsumsi kalori yang berlebihan, konsumsi jenis makanan yang salah (makanan tidak sehat) dan gerak/aktivitas tubuh harian yang minim.

Sounds familiar?

Pastinya! Karena ini adalah gaya hidup kebanyakan orang yang hidup di perkotaan.  Mungkin kita salah satunya.
Karena kesibukan ataupun ketidaktahuan, banyak orang di perkotaan yang mengkonsumsi kalori kosong dalam jumlah besar setiap harinya. Makanan yang dimakan kebanyakan adalahartificial food (makanan palsu) yang tinggi kandungan gula, tepung putih, trans fat, sodium, pewarna dan perasa buatan serta bahan pengawet.  Makanan-makanan ini menyumbang kalori yang sangat besar bagi tubuh kita, namun sayangnya minim, bahkan hampir tidak ada, nutrisi dan serat.

Selain itu, juga karena sibuk ataupun memang tidak biasa/suka, banyak orang di perkotaan yang minim gerak dan jarang berolah raga. Kebanyakan orang di perkotaan memiliki gaya hidup “indoor”, yaitu banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan (kantor, rumah, sekolah, tempat les, dll). Bahkan, banyak orang di perkotaan yang melewati kesehariannya dalam posisi duduk (di kantor, di kelas, di rumah, di mobil, dll).
Akhirnya, kebanyakan orang yang tinggal di perkotaan secara mental dan fisik mengadaptasi dan terperangkap gaya hidup modern yang tidak sehat ini.  Dari mulai orang dewasa sampai anak kecil. Gaya hidup ini memang dirasakan yang paling praktis dan sesuai untuk orang perkotaan yang umumnya sibuk mencari uang dan membangun karir, menuntut ilmu dan mengejar prestasi, dan belum lagi ditambah dengan kemacetan di jalan.

Gaya hidup serba praktis ini dianggap menghemat waktu dan tenaga dan juga uang. Biaya hidup di perkotaan memang cenderung lebih mahal. Ini juga menjadi alasan utama mengapa banyak orang di perkotaan yang mengakrabkan diri dengan makanan proses dan makanan cepat saji. Selain praktis, harga makanan jenis ini memang terjangkau harganya dan dianggap enak serta mengenyangkan.

Banyak kebiasaan kecil yang tidak sehat yang dilakukan hampir setiap hari oleh masyarakat perkotaan, misalnya: melewati sarapan pagi, makan sambil nonton TV, menyimpan makananprocessed di rumah, banyak/sering minum minuman kemasan, makan tidak teratur, menggunakan makanan sebagai ‘reward’ ataupun pelampiasan emosi (sedih, marah, frustasi, dll), menjadikan kegiatan makan di luar sebagai hiburan yang paling sering dilakukan dan banyak lagi. Kenyataannya, lama-kelamaan, kebiasaan-kebiasaan ini menggeser kebiasaan sehat yang seharusnya kita lakukan sebagai manusia dan sekarang kebiasan-kebiasaan ini menjadi pola hidup “normal” bagi kebanyakan masyarakat perkotaan.

Bagian yang paling mengerikan adalah: para orang tua di perkotaan, yang karena kesibukan, biaya atau ketidaktahuan, selain mengadaptasi pola hidup tidak sehat bagi dirinya sendiri juga mengajarkan dan menurunkan pola hidup tidak sehat tersebut kepada anak-anaknya. Dari mulai pola makan tidak sehat, minim gerak dan olah raga tidak teratur. Akhirnya orang tua dan anak terperangkap dalam pola hidup tidak sehat yang sama.

Dari pengalaman pribadi, cara untuk mencegah atau melawan obesitas bukanlah diet, bukandetox, bukan obat. Tapi pola hidup sehat, yaitu  pola makan sehat, makan makananan natural yang kaya nutrisi dan serat dan banyak bergerak serta olah raga teratur. 

Kalau mau berhasil dan ingin menjadi lebih sehat, pola hidup sehat ini memang harus dijalankan terus, bukan hanya dijalankan dalam hitungan beberapa hari, minggu atau pun bulan. Bukan hanya membayar mahal katering yang dianggap menyediakan makanan “sehat”.

Pola hidup sehat ini sama sekali tidak merugikan kita. Baik dari segi fisik, mental maupun ekonomi. Khususnya secara ekonomi, pola hidup sehat tidak perlu mahal. Olah raga tidak harus dilakukan di fitness center, bisa dilakukan sendirian di rumah dengan bantuan DVD, misalnya. Dengan menghentikan konsumsi makanan proses dan cepat saji, serta mengurangi makan di luar/jajan, uang bisa kita alokasikan untuk membeli bahan makanan sehat, bahkan organik.

Kalaupun kebetulan kita adalah orang yang beruntung yang selalu diberi badan yang langsing, pola hidup sehat ini sangat berguna untuk mencegah atau melawan penyakit-penyakit kronis lainnya. Tahu kan? Bahwa jumlah penderita kanker dari tahun ke tahun semakin meningkat dan usia penderitanya juga semakin muda? Tahu kan bahwa generasi kita dinyatakan punya rentang umur yang lebih pendek dibandingkan dengan generasi orang tua kita? Semuanya disebabkan karena pola hidup dan pola makan sekarang yang sangat berbeda dengan pola hidup dan pola makan dulu.

Sudah 7 bulan lebih keluarga kami mengganti pola dan kebiasaan hidup. Kami tidak lagi mengkonsumsi artificial food (makanan proses dan makanan cepat saji). Kami sediakansnack natural di rumah sebagai pengganti snack dalam kemasan. Kami minum banyak air putih. Kami sediakan bahan-bahan makanan natural yang kaya nutrisi tapi mudah dan cepat untuk diolah/dimasak sehari-hari. Kami pilih menu dan resep makanan sehat yang praktis dan tidak mahal, tapi tetap enak dari segi rasa dan tetap menarik dari segi penampilan. Kami pilih teknik memasak yang sehat namun praktis, yaitu mentah, kukus, rebus, tumis atau panggang.  Kami makan teratur. Kami atur porsi makan kami, bahkan pada saat menghadiri pesta ataupun acara social. Kami kurangi makan/jajan di luar rumah. Kami lebih banyak membawa bekal makanan sehat yang praktis dari rumah bila berpergian. Kami bawa nasi cokelat atau merah kemanapun kami pergi. Aku dan suami berhenti merokok. Kami berdua juga berhenti minum kopi, teh dan alkohol. Kami lebih banyak bergerak dalam keseharian kami, termasuk melakukan olah raga lebih teratur. Kami prioritaskan waktu istirahat. Dan banyak lagi kebiasaan-kebiasaan kecil lainnya yang kami rubah atau hentikan.

Yes, it’s a major life changes!

Mau sehat? Hentikan kebiasaan hidup tidak sehat. Prinsip yang kami jalankan sekarang dalam keseharian kami adalah, “We can have/do that, but we don’t want to”. Kami bisa kok tetap melakukan kebiasan-kebiasaan yang tidak sehat, namun kami pilih untuk tidak. Untuk kami, untuk apa enak dan praktis sekarang tapi bersusah-susah atau bersakit-sakit kemudian?

Khusus untuk para orang tua, ajarkan anak-anak pola hidup sehat dari mereka kecil. Ajarkan mereka pola makan sehat, ajarkan mereka untuk banyak bergerak dan olah raga. Selain mencegah ataupun melawan obesitas, kebiasaan hidup sehat ini akan mereka bawa hingga mereka dewasa dan kebiasaan ini tentunya bisa mengurangi resiko mereka terkena penyakit kronis nantinya.

Ajak anak-anak belanja ke pasar atau supermarket dan kenalkan mereka dengan bahan makanan natural yang kaya nutrisi. Beri mereka ilmu. Ajak anak-anak dalam proses memasak dan mempersiapkan makan di rumah. Ajarkan mereka kebiasaan memilih makanan sehat. Ajarkan mereka mengatur menu sehat. Ajarkan mereka kebiasaan makan teratur dan kebiasaan mengatur porsi makan (tidak makan berlebihan), baik di rumah maupun di luar rumah. Ganti kegiatan hiburan makan di luar dengan kegiatan hiburan lainnya dan pilih kegiatan yang banyak melibatkan gerak. Ganti sistem reward kepada anak dengan buku, menginap d rumah teman/saudara, jalan-jalan atau liburan bersama orang tua, dll.  Biasakan anak untuk tidak menghubungkan emosi dengan makanan. Ajarkan mereka untuk tidak banyak jajan.

Tidak kalah pentingnya dengan pola makan sehat, ajar kebiasaan banyak bergerak dan olah raga teratur pada anak dari usia dini. Ajak anak-anak banyak bergerak di dalam dan luar rumah dalam keseharian mereka. Libatkan mereka dalam tugas-tugas rumah tangga. Ajak anak-anak berolah raga rutin. Ajak mereka bermain di luar rumah. Kita semua tahu, kini semakin banyak anak kecil yang menghabiskan kesehariannya di depan TV ataupun komputer. Sementara bila kita mengandalkan jam pelajaran olah raga di sekolah saja, jelas tidak cukup. Menurut para ahli, manusia perlu bergerak minimum 60 menit setiap harinya. Bentuknya bisa bermacam-macam, tidak perlu selalu berbentuk olah raga berat.  Untuk anak-anak malah lebih efektif melakukan kegiatan olah raga yang ada unsure permainannya.
Prinsip untuk anak-anak sebenarnya sederhana: healthy eating habit children will become healthy eating habit adults. And active children will become active adults.

Demikian pula sebaliknya.

Pilihan ada di tangan masing-masing orang tua!

Kalau kita sudah menjadi orang dewasa yang terlanjur terperangkap dengan pola hidup yang tidak sehat, kita masih bisa keluar dari perangkap ini. Tapi sukses atau tidaknya tergantung pada diri kita sendiri. Bukan pada personal trainer, nutritionist, doctors, personal chef, etc.Kita dikasi 24 jam sehari oleh Tuhan berikut semua ‘alat dasar’ yang kita butuhkan untuk bisa sukses: akal, panca indera, emosi serta tubuh berikut organ dan sistem pertahanannya dan kemampuannya untuk self healing

And perents, we owe it to our children! 

Jangan buat anak-anak kita ikut terperangkap!

Kita harus menjadi lebih pintar dan harus mengajar anak-anak kita untuk menjadi lebih pintar. Istilah anak-anak adalah lembaran bersih yang harus kita isi adalah benar. Tapi jangan hanya diisi dengan kemampuan akademis dan non akademis, melainkan juga diisi dengan kemampuan hidup sehat. Jangan ajarkan anak-anak kita kebiasaan-kebiasaan yang salah hanya karena kita tidak sempat mencari tahu. Dan jangan biarkan mereka belajar dan melakukan perubahan sendiri. Kita (orang tua) adalah role model utama untuk anak-anak kita. Kita harus memberi contoh yang benar dulu sebelum kita minta mereka melakukan sesuatu dengan benar. Kita harus tinggalkan kebiasaan tidak sehat kita sendiri untuk memberi contoh yang baik kepada anak-anak kita.
But again, mau atau tidak menjalankan hidup sehat adalah pilihan masing-masing orang. Makan sehat dan olah raga teratur adalah pilihan yang harus kita putuskan dan jalani sendiri. Sama dengan kebisaan merokok. Kita bisa pilih untuk terus merokok atau berhenti. Pilihan ada di tangan kita!

No comments:

Post a Comment