Wednesday, October 3, 2012

Anyone can live & eat healthy, including a busy carrier woman. It's up to us to decide and do it!


Jun 1, '12 10:15 PM
for everyone

Kemarin sore aku dapat kesempatan bercerita tentang perubahan pola hidup dan pola makan kepada Majalah Kartini. Senang sekali! Wawancara selama 2 jam kemarin diakhiri dengan sebuah komentar yang membuat aku “penasaran”, yaitu “Pola hidup dengan makan sehat susah dijalankan oleh wanita karir ya?!?!”.

Pagi ini, mumpung anakku Gyasi yang sibuk di dapur masak sarapan, aku punya waktu untuk berpikir, “Apa benar hidup dan makan sehat itu susah untuk wanita karir?”

Bukankah seharusnya memang hidup itu tidak mudah? 
Tidak hanya untuk wanita karir, tapi untuk semua orang!
Hidup itu memang harus penuh dengan belajar, berusaha, memilih, mengalah, berkorban, bekerja, menerima kekalahan, mengakui kesalahan dan banyak lagi. Intinya, apapun jalan hidup kita, ia datang dengan permasalahannya sendiri! Dan masalah hidup setiap orang berbeda. Tapi, bukankah setiap permasalahan datang dengan solusi bagi yang mau belajar, berusaha, memilih dan berkorban?

Aku punya seorang sahabat terbaik, kami bersahabat dari sejak masa kuliah tingkat awal hingga sekarang. Diusia kami yang berkepala 4 sekarang, persahabatan kami masih berjalan seperti kami muda dulu. Pertemuan masih rutin tapi sekarang diisi dengan topik minat serta  concerns yang jauh berbeda, yang sesuai dengan umur, kondisi dan tuntutan hidup kami sekarang.

Sahabatku ini, Anti namanya ("Neng" atau "Butet" panggilan sayangku untuk dia), adalah seorang single mother dengan 1 anak. Memiliki karir demi menghidupi dan membesarkan anaknya seorang diri. Jadi, menurut pandanganku, sahabatku ini bukan hanya sekedar wantita karir biasa lagi, tapi seorang wanita karir plus, yaitu wanita karir yang harus menghadapi banyak tantangan dan persoalan hidup yang tidak mudah.

Apakah tidak mungkin untuk sahabatku ini untuk hidup sehat dan makan sehat? Sama sekali tidak! Dan aku lihat sendiri bagaimana sahabat terbaikku ini, dengan penuh kesadaran melakukan berbagai perubahan dalam hidupnya sejak beberapa bulan terakhir. Apakah susah untuk sahabatku ini untuk menjalankan pola hidup dan makan sehat? Memang tidak mudah. Tapi pelan-pelan dia berhasil melakukan berbagai perubahan sehat sesuai dengan kemampuan, tenaga, waktu serta sistem rumah tangga yang dimilikinya. Tanpa bantuan orang tua dan suami. Ia hanya mengandalkan dirinya sendiri, dialog dan hubungan dekat dengan anaknya, serta mbak di rumah yang bertugas mengurus anak dan rumahnya selama ia di kantor dan dinas ke luar kota.

Walapun harus berjalan pelan, karena ia harus membagi waktu, tenaga dan pikirannya untuk perusahaan dan rumah tangga, sahabatku ini tidak menjadikan karirnya sebagai penghalang. Diantara jadwal kerjanya yang sibuk, ia tetap melakukan perubahan dan perbaikan dalam hidupnya, berfokus pada diri dan anaknya. Mengatur menu yang harus dimasak oleh si mbak sehari-hari di rumah. Menyempatkan berbelanja bahan makanan sehat sendiri diakhir minggu. Mengajarkan anaknya tentang sayur dan buah pada saat berkesempatan makan bareng. Olah raga ringan bila ada kesempatan. Menjalankan hobi yang positif  (dia hebat sekali berkebun!) Sama sekali tidak ngoyo dan tidak memaksakan diri melakukan hal-hal di luar kemampuan, tapi yang jelas tidak duduk diam menunggu nasib berubah, tapi berbuat dan melakukan sesuatu untuk merubah hidupnya menjadi lebih sehat dan berkualitas!

Jadi, seperti sahabatku yang super duper sibuk dan pelupa ini, wanita karir bisa hidup dan makan sehat. Asal punya tekad. Mau mencoba dan berusaha. Mau berubah. Mau sedikit lebih repot dengan urusan rumah. Mau mengorbankan hal-hal yang sifatnya pribadi (diri sendiri). Mau memprioritaskan kesehatan diri (dan keluarga). Mau disiplin.

Bukankah justru wanita karir adalah wanita berakal? Punya latar belakang pendiddikan formal yang baik? Yang seharusnya punya akal dan kemampuan untuk memilah prioritas dalam hidup. Yang seharusnya lebih health conscious? Yang seharusnya lebih punya kemampuan untuk mengakali dan menyiasati hidup, me-manage hidup dengan lebih baik dan mencari solusi terbaik sesuai dengan kondisi dan tantangan yang dihadapi.

Sejujurnya, setelah aku beralih dari karir dan menjalankan sendiri pekerjaan full-time house wive & mother, aku belajar bahwa cara menghadapi kondisi dan tantangan rumah tangga bisa sama dengan cara kita menghadapi kondisi dan tantangan di kantor. Sama-sama bisa dimanage dengan akal sehat, pendidikan dan wawasan. Aku banyak menggunakan skill leadership, management & problem solving yang dulu selalu aku pakai di kantor untuk kehidupanku sehari-hari sebagai ibu rumah tangga. Aku juga menggunakan kemampuan budgeting yang dulu aku pakai untuk menghitung profit and loss perusahaan tempat aku bekerja untuk keuangan rumah tangga.  Aku gunakan logika dan wawasan dalam mengurus rumah tangga. Aku gunakan komputer dengan email, internet, word, excel untuk berbagai macam urusan rumah tanggaku. I am a modern housewive after all!?!??

Dan bukankah wanita karir adalah wanita modern? Yang tidak hanya punya akal serta latar belakang pendidikan formal yang baik, tapi juga wawasan non formal? Dan punya juga alat-alat bantu teknologi yang semakin canggih? Yang memungkinkan mereka untuk me-manage rumah tangga mereka secara remote dan mobile. Baik dari kantor, luar kota maupun luar negeri sekalipun!

Jadi, menurutku, wanita karir modern seharusnya bisa hidup dan makan sehat. Asal kita mau dan pintar menggunakan semua akal, tenaga, waktu, ilmu, wawasan, skill dan alat bantu yang  kita miliki, termasuk si mbak yang bekerja di rumah. Anggap dia sebagai perpanjangan tangan kita. Kalau kita sendiri tidak sempat terjun di dapur dan mengurus rumah setiap hari, paling tidak kita sempatkan diri kita untuk megajarkan dan melatih si mbak tercinta cara dan prinsip memasak dan mengurus rumah dengan benar dan sehat. Tapi kita sendiri harus selalu ‘sadar diri’, jangan terlena, jangan keenakan dan jangan biarkan si mbak berjalan sehari-hari tanpa pengawasan dan perbaikan dari kita. Jangan mengalah dengan kondisi bahwa kita secara fisik tidak ada di rumah. Gunakan semua alat komunikasi yang ada. Gunakan sisa waktu yang kita punya.

Wanita karir tidak punya cukup waktu?

Tuhan memberi manusia waktu yang sama, yaitu 24 jam dalam sehari. Sesungguhnya pertanyaan mengenai waktu kembali ke diri kita masing-masing. Apakah kita akan prioritaskan dan habiskan waktu kita di dunia, yang terbatas dan batasnya tidak kita ketahui, untuk mencari uang dan hal-hal duniawi serta untuk melakukan hal-hal yang hanya memberikan kesenangan sesaat tapi tidak menambah kualitas hidup kita secara keseluruhan?

Sebagai manusia, kita harus pintar memanfaatkan dan mengatur waktu kita sendiri. Jangan sia-siakan pemberian Tuhan ini. Ingat! Waktu yang sudah kita gunakan tidak akan pernah kembali. Kita harus pakai waktu kita dengan benar. Sudah sewajarnya hidup dan waktu kita jalankan dengan skala prioritas. We can’t win and have all in life! Dan untuk hal-hal yang menjadi prioritas dalam hidup kita, sudah sewajarnya kita berkorban serta berusaha lebih keras.

Banyak wanita karir yang bisa bangun pagi buta untuk mempersiapkan dirinya ke kantor. Berdandan atau bahkan ke fitness center dulu sebelum berangkat ke kantor. Apakah tidak bisa kita menyisihkan sedikit waktu untuk masak sehat di dapur rumah kita sendiri? Untuk sarapan pagi dengan sehat di rumah kita sendiri? Banyak wanita karir yang bisa meluangkan waktu diakhir minggu untuk mempersiapkan baju kerja yang akan dipakai selama seminggu ke depan serta ke salon untuk merawat rambut dan kuku. Apakah tidak bisa meluangkan waktu sedikit untuk menyusun menu sehat, belanja bahan makanan sehat bahkan memasak 1 atau 2 persediaan makanan sehat?

Tempatkan hal-hal yang benar dalam prioritas hidup. Mari tanya diri kita sendiri, mana yang lebih penting: rambut atau makan pagi sehat? Ke salon atau menyusun menu sehat? Memang akhirya kita harus berkorban. Mungkin berkorban gaya rambut, mungkin berkorban waktu tidur, waktu ke salon atau spa, dll. Apakah kita rugi dengan berkorban? Seharusnya tidak, karena pengorbanan kita adalah untuk keuntungan diri kita (dan keluarga kita) sendiri. Bukan untuk orang lain!

Merubah pola hidup dan pola makan menjadi sehat diantara beban perkerjaan dan kesibukan di kantor serta waktu yang terbatas untuk secara fisik dan pikiran mengurus urusan rumah tangga memang tidak mudah, tapi bisa dilakukan! Kita harus melakukan perubahan pelan-pelan dan bertahap. Lakukan perubahan sesuai dengan kondisi kehidupan kita, bukan orang lain. Tapi lakukan perubahan! Jangan diam saja. Dan jangan berhenti disatu bentuk perubahan. Kita harus terus memperbaiki diri dan merubah kebiasaan-kebiasaan yang jelek/salah. Pacu diri kita untuk mengejar kualitas hidup yang terbaik. Dan kita harus membiasan diri dengan semua perubahan baik yang sudah kita lakukan. Lama-kelamaan semua akan berjalan lancar dengan sendirinya. Dan lama-kelamaan, setelah ritme dan kebiasaan baru berhasil kita temukan, kita akan dengan mudah bisa menyisihkan waktu lagi untuk hal-hal yang sifatnya pribadi tapi sebenarnya sekunder, misalnya: pergi ke spa. Dan kali ini, semuanya bisa berjalan sewajarnya, tanpa mengorbankan hal-hal yang menjadi prioritas dalam hidup.

Banyak kok wanita karir yang berhasil menjalankan pola hidup dan makan sehat. Lihat saja diberbagai media. Dari mulai seorang sekertaris, direktur sampai CEO. Sebagai wanita karir, they strive to be better in life, not only in carrier. Berusaha untuk menjalankan hidup secara lebih whole. Kita patut menjadikan mereka contoh dan inspirasi. Kalau mereka bisa, kita juga bisa!

Tapi ingat, kita harus temukan cara kita sendiri, yang pas untuk diri, kondisi dan kemampuan kita. Cara orang lain belum tentu menjadi cara berbaik untuk kita. Juga ingat, sukses tiap-tiap orang berbeda. Ingat, tingkat keberhasilan itu sejajar dengan tingkat usaha yang kita lakukan. Kalau kita ingin mendapat hasil yang terbaik, kita harus melakukan yang terbaik pula. Kita harus mau kerja keras untuk mencapai hasil yang kita inginkan. Dan kita tidak boleh mengandalkan atau bergantung kepada atau mengharapkan bantuan orang lain. Semua tergantung pada diri kita sendiri!

PS: I dedicate this one for Anti. Big hug for you, Neng! Maju terus! Orang bilang, “Life begins at 40”. Jadi mari kita jalan terus, benahi dan perbaiki hidup kita supaya lebih whole dan lebih bermakna. Dan supaya kita bisa hidup sehat sampai tua dan ngeraya-in ulang tahun ke 50, 60, 70 dst dan bersenang-senang bareng :)

1 comment:

  1. mbak, post post nya menginspirasi banget sih.. suka banget :)

    ReplyDelete