Wednesday, October 3, 2012

Believe It Or Not: We've Become Ignorant With Food & Health in The Modern Life Style We're Living


Jul 6, '12 6:25 PM
for everyone


Day 2, jam 3 pagi, jet lag dan tidak bisa tidur.

Sedikit cerita dari liburan keluarga di negeri Obama bulan Juni lalu.

Di kota yang dikenal dengan nama The Big Apple, kami sempat mampir ke museum “Aneh Tapi Nyata” bersama anak-anak. Alias museum Ripley’s Believe It Or Not, sebuah museum yang “ringan”, menghibur dan lumayan menarik untuk anak-anak kecil (walaupun, mahalnya minta ampun untuk sebuah museum kecil yang koleksinya tidak pernah diperbaharui!).

Di dalam museum, yang dulu juga pernah ada di Pondok Indah Jakarta tapi kemudian tutup karena minim peminat, di antara patung, foto dan catatan berbagai keanehan yang pernah ada di dunia, aku melihat sebuah sebuah patung yang membuat aku tersenyum miris. Patung ini berjudul “Orang Terbesar Di Dunia”. Ini dia fotonya.


Keterangan yang tertulis pada patung tersebut menyebutkan bahwa dulu, pernah ada seorang laki-laki yang luar biasa besar badannya sampai-sampai ia tidak dapat lagi berdiri dan berjalan. Setiap hari ia hanya bisa duduk dan berbaring ditempat tidurnya. Nafsu dan porsi makan laki-laki tersebut mencengangkan orang-orang yang ada disekitarnya. Cerita singkat mengenai laki-laki luar biasa besar ini diakhiri dengan kalimat, “Believe It Or Not”.

Ironis!!!

Kenapa?

Karena di zaman modern sekarang, ukuran badan luar biasa besar seperti patung si laki-laki di dalam museum Aneh Tapi Nyata itu tidak lagi menjadi sesuatu yang aneh dan langka. Sekarang, orang yang berlebihan berat badan hingga sulit atau bahkan tidak dapat lagi berdiri atau berjalan semakin banyak jumlahya. Tidak hanya laki-laki dewasa, seperti si patung dalam museum, tapi juga perempuan dewasa dan juga anak kecil serta remaja. Jadi, ironis! Karena yang dulunya dianggap sebagai sesuatu yang aneh dan langka, sekarang sudah menjadi biasa dan umum.

Dulu, si laki-laki berbadan luar biasa besar disebut sebagai keanehan di dunia. Sekarang, orang berbadan luar biasa besar disebut obese, sebuah kondisi yang belakangan diakui sangat membahayakan kesehatan manusia dan sudah mewabah diberbagai perkotaan.

Kenapa dulu obesitas hanya ada 1 dan langka sedangkan sekarang ada banyak?

Seperti yang disebutkan oleh berbagai sumber, penyebab utama mewabahnya obesitas adalah perubahan gaya hidup manusia. Manusia sekarang hidup dengan gaya hidup modern, dimana manusia hidup dengan banyak dibantu oleh berbagai alat dan sarana yang semakin lama semakin mudah dan praktis digunakan serta canggih. Mulai dari alat transportasi, alat rumah tangga, alat komunikasi, makanan, alat bekerja, peralatan medis dan banyak lagi. Akibatnya gaya hidup modern menjadi serba cepat, serba praktis, serba mudah, serba berlimpah (banyak) dan serba besar (berlebih dan boros).

Gaya hidup modern lama-kelamaan dan tanpa disadari merubah nilai-nilai dasar kehidupan manusia. Salah satunya adalah nilai dan fungsi makanan bagi manusia modern. Dimana dimasa modern sekarang ini, fungsi makanan, aku kutip dari artikel “Revolusi Pola Makan” Majalah Femina, melenceng dari “kodratnya”, yaitu juga memiliki fungsi kenikmatan, jati diri, religi, komunikasi, status ekonomi dan simbol kekuasaan. Pergeseran fungsi makanan ini akibatnya membuat manusia modern umumnya sangat akrab dengan pola makan dan jenis makanan yang salah dan tidak sehat, antara lain: makan tidak teratur, makan berlebihan, diet berlebihan, makan untuk melampiaskan emosi, banyak mengkonsumsi makanan proses dan makanan cepat saji yang tinggi kalori namun minim nutrisi, dan tinggi konsumsi gula. Believe It Or Not!

Waktu kami berlibur panjang di negeri Obama bulan lalu, beberapa kali kami melihat contoh perilaku gaya hidup modern “berlebihan” yang membuat kami geleng-geleng kepala.

Masih di kota yang sama, hanya beberapa meter setelah museum Aneh Tapi Nyata, kami melihat antrian panjang, yang ternyata berpangkal dari meja pemesanan sebuah restoran makanan cepat saji terkenalyang pada hari itu sedang mengadakan promosi khusus liburan musim panas, yaitu beli paket menu musim panas dapat kesempatan memenangkan hadiah berlibur disebuah resort mewah. Antrian yang kami lihat hampir 10 meter panjangnya (menyesal aku lupa memotret antrian panjang itu). Anak kecil, remaja, dewasa, kulit putih, kulit berwarna, perempuan, laki-laki, semua ada di dalam antrian. Dan semua keluar dengan sepaket makanan yang berlimpah kalori, lemak, gula, zat perasa dan zat pengawet. Lengkap dengan minuman soda manis ukuran super-size pula!

Yup! Negara adikuasa ini adalah salah satu contoh Fast Food Nation terbesar di dunia. Banyak sekali penduduknya yang hidup dengan mengkonsumsi makanan cepat saji sebagai makanan sehari-hari. Pagi, siang, malam. Tua dan muda. Laki-laki dan perempuan. Kulit putih maupun berwarna. Entah karena alasan praktis, ekonomis (dengan 1 USD atau sekitar 9.700 Rupiah dapat 2 Mc Muffin) ataupun karena memang gemar (doyan) dan bahkan karena sudah ketagihan. Yang jelas, kekuatan industri makanan cepat saji di negara ini sangat hebat. Di setiap sudut kota, besar maupun kecil, restoran cepat saji pasti menanamkan akarmya dengan kuat dan berkembang dengan cepat dan pesat, bahkan sampai ke dalam sekolah-sekolah umum. Tapi jangan salah sangka! Industri makanan cepat saji juga sudah berakar dan berkembang cepat serta pesat diberbagai negara berkembang, Indonesia salah satunya. Banyak perkotaan di negara berkembang yang sudah mulai berubah menjadi Fast Food Nation, dimana penduduknya mulai secara rutin dan mulai banyak mengkonsumsi makanan cepat saji, baik yang berasal dari negeri asing, maupun makanan cepat saji lokal. Believe It Or Not!

Di kota lainnya di negeri Obama, yaitu kota tempat kantor oval Obama berada, kami sempat melihat antrian panjang disebuah toko cupcake yang memiliki program TV sendiri (pernah lihat program reality show TV yang berjudul “DC Cupcake”?). Nah, dari sejak jam 9 pagi, orang sudah berdiri rapi mengantri menunggu toko mungil tersebut dibuka. Panjang antrian juga mencapai hampir 10 m. Lagi-lagi kita bisa lihat anak kecil, remaja, dewasa, kulit putih, kulit berwarna, perempuan, laki-laki di dalam antrian.

Pernah dengar istilah Sugar Nation? Negara adikuasa ini memang salah satu Sugar Nation terbesar di dunia. Makanan dan minuman berlimpah gula ada dimana-mana, dari mulai makanan yang dijual dipinggir jalan, supermarket, restoran cepat saji, restoran mahal, toko roti, toko kue, toko es krim dan banyak lagi. Dimakan dan diminum oleh semua kelompok umur, bahkan bayi - lewat susu formula yang banyak digunakan para orang tua modern. Orang bahkan rela mengantri lama di bawah terik matahari demi selusin cupcake yang tinggi kandungan gulanya namun tidak ada nutrisinya sama sekali. Tapi, lagi-lagi, jangan salah sangka! Hampir semua negara di dunia sudah berubah menjadi Sugar Nation, dimana konsumsi gula semakin meningkat dari tahun ke tahuntermasuk Indonesia. Dari jumlah penderita diabetesnya, negara kita bahkan bisa disebut sebagai salah satu Sugar Nation terbesar di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat. Komsumsi gula terbesar kita bukan permen atau kue (termasuk cupcake)atau roti, tapi nasi putih. Believe It Or Not!

Fast Food Nation dan Sugar Nation adalah 2 contoh kondisi yang terbentuk akibat gaya hidup modern manusia. Akibatnya jelas,  tidak hanya obesitas semakin meraja-lela dimana-mana tapi juga penyakit modern lainnya, antara lain: diabetes, jantung dan kanker.

Untukku, patung laki-laki berbadan luar biasa besar di museum Aneh Tapi Nyata menjadi sebuah fakta yang basi! 

Orang berlebihan berat badan bukan lagi hal yang aneh dan langka dimasa modern sekarang ini. Justru, yang aneh tapi nyata sekarang ini adalah kenyataaan bahwa kebanyakan manusia modern, yang memiliki wawasan informasi dan pendidikan yang lebih baik dibandingkan orang dimasa lalu, tidak menyadari, lupa  atau tidak mau peduli akan fungsi makanan yang sebenarnya. Dan  tidak menyadari, lupa atau tidak mau peduli akan hubungan makanan dengan kesehatan, kehidupan, lingkungan dan bumi. Believe It Or Not! 

No comments:

Post a Comment