Wednesday, October 3, 2012

Eat for health reasons, not for pleasure! Say NO to Modern Diet!


Sep 18, '12 10:51 PM
for everyone
Perjalanan ke Singapura kali ini aku isi dengan mengunjungi area residensial orang lokal. Melihat dan mengamati kegiatan mereka sehari-hari dan tentu saja melihat pola makan kebanyakan orang lokal. Jauh dari pusat belanja Orchard Road, jauh dari tempat-tempat  entertainment seperti Marina Bay Sands dan Sentosa Island. Aku pergi ke supermarket lokal, pasar lokal, pusat makan lokal,community center, taman, tempat olahraga dan tempat-tempat yang dilakoni penduduk lokal pada umumnya. Aku berkenalan dengan area yang biasanya tidak masuk dalam daftar kunjungan turis, misalnya Tanah Merah, Tampines, Pasir Ris dan Jurong East.
Dari apa yang aku lihat, pola makan penduduk negeri Singa ini tidak jauh berbeda dengan pola makan penduduk kota besar di Indonesia, yaitu diet (pola makan) modern.
Apa itu pola makan modern (modern diet)?
Berdasarkan buku-buku yang aku baca, pola makan modern adalah pola makan yang banyak dilakoni orang dimana-mana dizaman modern sekarang ini, yaitu: banyak mengkonsumsi karbohidrat sederhana (nasi putih dan tepung putih), banyak mengkonsumsi gula sederhana, banyak mengkonsumsi lemak tidak sehat (trans dan saturated fats), kekurangan lemak baik (monounsaturated dan polysaturated fats), kelebihan kalori, kekurangan air dan serat serta nutrisi.
Di Barat, pola makan modern diidentifikasikan sebagai pola makan gaya Western (Barat)Komposisi yang dimakan adalah seperti yang aku sebut di atas. Nama, bentuk dan rasa makanannya bergaya barat, misalnya: roti, pasta, keju, daging, kue, minuman soda manis kaleng, susu, krim, yogurt, dll. Penuh dengan makanan proses dan makanan cepat saji. Penuh dengan protein hewan yang diternakkan secara industri , yaitu dimana ternak tidak mengkonsumsi makanan natural mereka dari alam dan banyak menggunakan hormon pertumbuhan, antibiotik dan obat-obatan lainnya.
Banyak sumber yang menyebutkan, dan kita juga juga bisa lihat sendiri, sejak 10 tahun terakhir pola makan gaya barat sudah merambah keberbagai kota diseluruh penjuru dunia. Pola makan ini sudah diadaptasi diberbagai tempat dan kalangan dan sudah menjadi sebuah kewajaran, termasuk di negara-negara di Asia, terutama di kota-kota besarnya. Dari yang aku amati, Hong Kong, Singapura dan Jakarta, misalnya, pola makan kebanyakan penduduknya sudah sangat terpengaruh dengan pola makan ala barat. Sarapan pagi kini umumnya diisi dengan roti, sereal, daging proses dan susu. Pasta juga sudah menjadi salah satu sumber karbohidrat utama selain nasi putih. Konsumsi protein hewan, terutama daging sapi, bertambah besar porsi dan sering frekuensinya. Permen dan cokelat menjadi camilan sehari-hari. Air minum manis kemasan menjadi minuman utama dan sekaligus juga minuman selingan.
Dalam buku karangan Michael Pollan yang berjudul “In Defense Of Food” disebutkan bahwa pola makan gaya barat adalah salah satu penyebab utama semakin bertambahnya jumlah orang yang menderita penyakit obesitas dan penyakit kronis modern lainnya, antara lain: diabetes tipe 2, jantung dan kanker. Berbagai penelitian menyatakan bahwa pola makan yang kaya kalori dan gula sederhana serta miskin nutrisi dan serat ini menurunkan kualitas kesehatan tubuh manusia. Sel, organ serta sistem kerja tubuh kita menjadi cepat rusak dan akhirnya sakit akibat kurangnya asupan nutrisi.
Pernah dengar orang berkomentar, “Ah! Aku kan tidak makan pizza dan cheeseburger setiap hari. Setiap hari selalu makan nasi putih, kok!”
Memang, pola makan Asia yang sebenarnya tidak sama dengan pola makan Barat. Tapi, apakah lebih baik? Apakah lebih sehat?
Pola makan Asia juga sekarang semakin modern. Jadi, pola makan Asia yang dilakoni kebanyakan orang Asia, di kota-kota besar terutama, adalah pola makan Asia modern.
Mari kita lihat dan bedah pola makan Asia modern.
Sarapan pagi gaya Hong Kong? Biasanya mi, bakpao, bubur dan cakue. Telur dan daging seringkali tidak ketinggalan. Sarapan pagi gaya Singapura? Ada nasi lemak, roti prata, bakpao, mi, bubur, laksa dan kwetiau. Sarapan pagi gaya Indonesia? Bubur ayam, mi goreng, ketoprak dan nasi goreng misalnya.
Makan siang dan makan malam dihampir semua negara di Asia diisi dengan nasi putih yang ditemani lauk nabati dan lauk hewani. Ini fakta-faktanya:
-   jumlah konsumsi per sekali makan nasi putih orang Asia pada umumnya jauh melebihi takaran kebutuhan tubuh manusia yang sebenarnya;
-   lauk nabati dan hewani kebanyakan dimasak dengan cara yang tidak sehat, misalnya: dimasak dengan banyak minyak, dimasak dengan api yang sangat panas, dimasak dalam waktu lama, dimasak dengan santan, dll;
-   porsi lauk hewani makin hari makin membesar, sementara porsi lauk nabati makin lama makin hilang.
Dan Asia juga memiliki makanan proses dan makanan cepat sajinya sendiri. Pernah lihat dendeng atau sosis ala orang Asia? Pernah lihat makanan kecil kemasan ala orang Asia? Pernah lihat buah kaleng ala orang Asia? Pernah lihat minuman manis kemasan ala orang Asia? Jumlah dan jenisnya berllimpah ruah! Makanan cepat saji ala Asia juga tidak kalah banyak. Coba mampir ke food court  dan perhatikan makanan-makanan yang dijual: nasi goreng, martabak, nasi dengan ayam goreng, soto dengan kuah bersantan, mi goreng atau rebus, lontong sayur, bakwan, dll. Makanan-makanan tradisional ini kini sudah menjadi makanan cepat saji yang dijual diberbagai tempat.
Jadi sebenarnya, pola makan Asia ternyata tidak jauh berbeda dengan pola makan Barat. Tidak lebih sehat. Pola makan Asia juga tinggi karbohidrat sederhana (nasi putih, mi, dll), gula sederhana (minuman manis, kue, makanan kecil, dll) dan lemak tidak sehat (daging, santan, minyak goreng, dll). Kalori dalam makanan juga berlimpah berkat bahan serta cara memasak yang umumnya digunakan. Serat dan airnya minim (makan sayur yang menjadi penghias hidangan tidaklah cukup untuk tubuh kita!). Dan yang pasti, sangat minim nutrisi.
Jadi, jangan berpikir bahwa karena kita tidak setiap hari makan pizza atau cheeseburger maka pola makan kita lebih sehat dibanding orang Barat. Jangan berpikir karena badan kita kurus maka kita lebih sehat dibanding orang yang kelebihan berat badan. Walaupun nama, bentuk dan rasa makanan yang kita makan sehari-hari berbeda dengan orang di Barat, komposisi dan kandungannya sama, dan artinya resiko terhadap kesehatan juga sama. Mari buka mata! Jumlah penderita penyakit diabetes tipe 2 (bukan penyakit bawaan atau disebabkan oleh virus ataupun bakteri, tapi disebabkan karena pola makan dan pola hidup tidak sehat), jantung dan kanker di Indonesia semakin bertambah. Obesitas juga mulai meraja-lela, terutama pada kalangan anak kecil. Dan usia orang di Asia juga semakin pendek.
Kita yang tinggal di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, seharusnya lebih khawatir atas kesehatan dan kualitas hidup kita. Karena kenyataannnya, kita hidup dalam “lingkungan” yang tidak kondusif bagi kesehatan dan kualitas hidup kita.
Sumber makanan kita sebagian besar adalah warung, pasar dan supermarket. Semuanya tidak lepas dari campur-tangan industri makanan. Jadi, makanan proses ada dimana-mana. Murah dan mudah didapat. Kita terbiasa makan berdasarkan apa yang kita dengar atau lihat di media massa, terutama iklan yang isinya lebih banyak adalah kebohongan industri makanan. Pelajaran nutrisi di sekolah sangat minim dan masih salah kaprah. Makanan cepat saji juga mudah didapat dan murah. Dari mulai yang bergaya gerobak pinggir jalan sampai restoran mahal. Pola makan tidak sehat yang kita lakoni didukung pula oleh pola hidup tidak sehat lainnya. Yang paling utama adalah kurang gerak dan olah raga karena kota kita minim fasilitas yang layak untuk bergerak dan berolah raga. Stress harian di rumah, di perjalanan (macet yang tidak ada akhirnya), di sekolah dan di kantor. Kurang istirahat. Belum lagi rokok, polusi, kopi, teh dan alkohol. Ini semua menjadikan resiko kita terkena penyakit kronis modern semakin tinggi. Ingat! Penyakit kronis modern bisa dicegah (jauh lebih baik dan benar dibanding mengobati penyakit secara medis!),  dan cara terbaik untuk mencegah penyakit kronis modern adalah lewat pola makan sehat yang didukung dengan pola hidup sehat lainnya (olah raga teratur, istirahat, dll). Dan sebagai manusia beriman, kita harus berusaha dan berusaha sekuat tenaga demi hasil yang terbaik.
Tinggalkan pola makan modern. Makan makanan natural. Utamakan sayuran dan buah. Jangan makan berlebihan. Eat for health reasons, not for pleasure!

No comments:

Post a Comment