Wednesday, October 3, 2012

Obesity is everywhere. It's time for us to realize it & take actions!

Apr 29, '12 10:23 PM
for everyone


8 bulan yang lalu, keluarga kami mulai hidup sehat, terutama makan sehat, untuk melawan obesitas pada anak dan suamiku. Kami banyak belajar mengenai makanan dan nutrisi, tubuh manusia dan kesehatan. Kami lihat banyak contoh kasus obesitas pada anak kecil, remaja maupun orang dewasa yang membuat kami tertegun. Kami berulang kali bersyukur bahwa kami tidak terlambat mendapatkan wake-up call kami. Karena bila terlambat sedikit saja, hidup anak kami, Gyasi (11 tahun), dapat terampas akibat obesitas. Berbagai informasi yang aku baca menyebutkan, anak kecil yang obese cenderung akan tumbuh menjadi remasa yangobese dan akan menjadi orang dewasa yang obese pula. Obesitas juga akan mengganggu hormon pertumbuhan anak yang selanjutnya akan menggangu masa puber dan masa subur.

Lewat berbagai informasi yang aku pelajari dan lewat pengamatanku secara awam, aku bisa lihat bahwa obesitas ada dimana-mana, termasuk Jakarta. Walaupun jumlah penderitanya belum sebanyak negara maju lainnya, seperti Amerika Serikat dan Inggris misalnya, tapi jumlah penderita obesitas di Indonesia terus bertambah dari tahun ke tahun. Yang menakutkan, tanpa disadari, obesitas di Indonesia sudah semakin banyak melanda anak-anak dan masih belum banyak mendapat perhatian dari masyarakat pada umumnya dan pemerintah.

Obesitas masuk dan merajalela dalam kehidupan manusia modern tanpa disadari. Pengalaman keluarga kami membuktikan bahwa obesitas  sebenarnya adalah hasil dari pergeseran nilai, pola dan kebiasaan hidup manusia modern. Banyak faktor yang sebenarnya menyebabkan pergeseran ini, antara lain: ekonomi, politik, sosial dan budaya. Pola hidup sehat yang sebenarnya sudah digeser dengan pola hidup modern yang serba instan dan praktis. Manusia menjadi semakin konsumtif, kebutuhan material semakin bertambah seiring dengan supply  barang yang semakin berlimpah. Kemajuan teknologi membuat segala sesuatu lebih mudah bagi manusia dan secara langsung membuat manusia semakin tidak perlu banyak bergerak.

Perubahan yang paling banyak terjadi dan dialami juga oleh keluarga kami adalah adalah perubahan pada pola makan manusia. Pola dan kebiasaan makan sehat manusia yang seharusnya sudah dirusak oleh industri makanan yang rakus akan keuntungan. Kebanyakan orang sehari-harinya kini makan makanan palsu (artificial) yang diciptakan oleh industri makanan tanpa memperdulikan kesehatan manusia. Walaupun nama dan bentuknya sama, sebenarnya makanan yang dimakan oleh manusia modern sekarang jauh berbeda kandungannya dengan makanan sejenis yang dimakan manusia 50 tahun yang lalu. Berkat kemajuan teknologi, makanan kita sekarang semakin murah,  semakin berlimpah serta semakin tinggi kalori. Namun sayangnya, miskin nutrisi dan sebaliknya semakin kaya dengan zat-zat yang membahayakan kesehatan.

Westernisasi ikut berperan serta memperluas epidemik obesitas. Gaya hidup processed fooddan fast food (cepat saji) kini merambah kemana-mana. Tidak hanya kedua makanan ini dianggap praktis dan murah, tapi yang lebih menyedihkan lagi, kedua makanan ini dianggap bergengsi oleh kebanyakan orang.  Roti isi, ayam goreng, kentang goreng, bagel, sereal, donat, hamburger a la asing – semuanya kini menjadi makanan sehari-hari kebanyakan orang.  Camilan sehat seperti jagung rebus dan ubi bakar sekarang digantikan dengan camilan ‘ajaib’ yang hadir dalam bentuk kemasan berwarna-warni. Minuman sehat juga digeser oleh minuman-minuman manis dalam kemasan. Makanan lokal kini juga banyak hadir dalam bentuk makanan cepat saji dan semuanya sangat digemari. Sebut saja nasi goreng, mi goreng, mi bakso, nasi uduk komplit, nasi timbel komplit, nasi rames Padang, dll. Semuanya adalah makanan cepat saji versi lokal. Ada dimana-mana, cepat dan memuaskan selera. Sayangnya, kebanyakan sangat tinggi kandungan karbohidrat sederhananya, dan lauknya, yang sebenarnya kaya protein dan serat, justru dimasak dengan cara yang tidak sehat, yaitu dengan menggunakan santan atau digoreng (seringkali dengan minyak goreng yang sudah dipakai berulang kali).

Wajar kalau masyarakat modern semakin bertambah berat badannya dari tahun ke tahun. Tapi dengan adanya pergeseran nilai dan pandangan, kelebihan berat badan sekarang ini justru dianggap wajar oleh kebanyakan orang.  Kalaupun ada penilaian “negatif” terhadap berat badan yang berlebihan, penilaian tersebut umumnya sangat dangkal, yaitu  berdasarkan penampilan luar seseorang. Dimasa modern sekarang ini, diantara banyak hal yang tadinya dianggap tidak wajar kini menjadi wajar dan diterima oleh kebanyakan orang, kelebihan berat badan adalah salah satunya. Kelebihan berat badan sekarang dianggap wajar, bahkan seringkali dianggap sebagai tanda “kemakmuran ekonomi” seseorang. Anak kecil yang kelebihan berat badan seringkali dianggap lucu, menggemaskan dan sehat. Dan seringkali menjadi pencitraan ekonomi orang tuanya. Sedangkan remaja dan orang dewasa yang kelebihan berat badan dianggap wajar selama tetap berprestasi dan penampilan luar tetap terjaga lewat bantuan fashion, make-up dan barang-barang yang meningkatkan status sosial seseorang.

Padahal, sama dengan penyakit lainnya: HIV, kanker, jantung dan banyak lagi, kita harus berusaha untuk mencegah dan melawan obesitas. Lindungi diri kita dan orang-orang yang kita sayangi dari penyakit ini, sebelum ia merampas kehidupan kita secara permanen. Penyakit degeneratif yang dapat ditimbulkan oleh obesitas tidak main-main dan penyakit-penyakit ini bisa merubah hidup seseorang untuk selamanya. Penyakit degeneratif yang disebabkan oleh obesitas seringkali tidak kenal usia. Sekarang ini, semakin banyak anak kecil yang obeseyang mempunyai kolesterol tinggi, diabetes, penyakit jantung, bahkan kanker. Rentang usia manusia modern pun dinyatakan menjadi semakin pendek akibat penyakit-penyakit degeneratif yang muncul diusia muda.

Obesitas bisa dicegah dan juga bisa dilawan. Berdasarkan pengalaman kami selama 8 bulan terakhir, melawan jauh lebih sulit, tapi bukannya tidak mungkin dilakukan. Beruntunglah mereka yang belum tersentuh oleh masalah obesitas, karena mencegah adalah lebih baik dan lebih mudah. Berdasarkan berbagai informasi yang aku peroleh, Mmncegah dan melawan obesitas tidak dilakukan lewat medical care (dokter, obat dan operasi), melainkan dengan merubah pola hidup yang tidak sehat menjadi sehat kembali. Pola sehat yang mana, sih? Pola sehat yang selalu dilakoni manusia sejak zaman purbakala: makan sehat (makan makanan natural yang kaya nutrisi, terdiri dari banyak biji-bijian, serat dan lemak sehat), banyak bergerak dan cukup istirahat.

Untuk merubah kondisi diri sendiri, kita harus punya kemauan, mau berusaha, jujur kepada diri sendiri dan disiplin. Bukan sesuatu yang mudah, tapi sangat bisa untuk dilakukan! Tinggalkan semua kebiasaan tidak sehat dan ganti dengan kebiasaan sehat. Makan dengan jadwal teratur dan porsi yang tidak berlebihan (tidak perlu makan nasi 1 piring besar, lalu nambah sampai kekenyangan dan mengantuk setelah makan!) Makan makanan natural dengan komposisi yang benar. Perbanyak biji-bijian, serat (terutama sayur) dan lemak sehat. Berhenti makan makanan ajaib, yaitu processed food dan fast food, yang lokal maupun makanan asing. Juga minuman-minuman ajaib yang kandungan sebenarnya hanya gula. We have to make responsible and healthy choices for ourselves. Padukan makan sehat dengan banyak gerak dan olah raga teratur. Beri tubuh kita cukup waktu istirahat. Build ourself a healthy environtment for a healthy life.

Untuk membantu anak keluar dari kondisi obesitas, berdasarkan pengalaman pribadi kami, peran serta orang tua sangatlah penting! Orang tua harus mencari tahu dan menjadi lebih pintar agar bisa membantu anak melawan obesitas.  Orang tua harus selalu mendukung dan menemani anak menjalankan usahanya melawan obesitas. Jangan biarkan anak menjalankan usahanya sendiri karena dapat membuatnya menjadi kecil hati ataupun kehilangan semangat serta kemauan. Selanjutnya, setiap orang tua harus menjadi role model yang baik untuk anak. Kita harus selalu memberi contoh hidup sehat kepada anak: makan sehat, bergerak dan olah raga serta istirahat. Caraku membangkitkan minat anak-anak untuk menyukai sayuran adalah dengan membuat mereka melihat diriku menyukai dan makan sayur. Demikian pula dengan olah raga. Selain memberi contoh yang benar kepada anak-anak, orang tua juga harus konsisten. Caraku untuk membuat anak-anak menerima beras cokelat adalah dengan konsisten memberi mereka beras cokelat dan tidak memberi mereka pilihan lainnya sebagai pengganti beras cokelat. Akhirnya, setelah beberapa lama, anak-anakku bosan protes dan lidah mereka pun menerima rasa serta tekstur beras cokelat. Orang tua juga harus mengawasi pola makan dan kegiatan anak sehari-hari. Jauhkan anak-anak kita dari iklan-iklan makanan proses dan makanan cepat saji yang menjerumuskan diberbagai media massa, terutama TV. Berhenti memberi mereka hadiah berupa makanan, terutama makanan yang terbuat dari karbohidrat sederhana dan tepung putih, makanan manis (banyak mengandung gula), makanan kemasan dan makanan cepat saji. Dari pengalaman keluarga kami selama 8 bulan, untuk membantu anak kami melawan obesitas, orang tua harus “terjun” langsung. This is our responsibility. Parents must build a controlled healthy environtment for their kids and parents must make healthy choices for their kids. Full stop!

Setiap manusia yang ingin sehat harus berusaha untuk sehat, dan harus pula menjaga kesehatan itu. Tubuh kita layak mendapatkan makanan sehat yang kaya nutrisi dan serat yang dibutuhkannya untuk dapat berfungsi dengan baik. Kalaupun tidak membuat seseorang kelebihan berat badan, gaya hidup manusia modern yang akrab dengan karbohidrat sederhana dan tepung putih, gula, processed food dan makanan cepat saji tetap merugikan kesehatan kita. Ada banyak masalah kesehatan yang dapat timbul lewat kebiasaan menahun mengkonsumsi makanan-makanan tidak sehat ini. Ada berbagai penyakit yang tetap mengancam orang yang badannya kurus sekalipun. , antara lain: kerusakan gigi, depresi, kolesterol tinggi, diabetes, asam urat, penyakit jantung, kanker dan banyak lagi.  Jadi, berhenti melihat dan menilai dari bentuk dan tampilan luar saja. Lihatlah diri kita secara utuh, yaitu jasmani (luar dan dalam) serta rohani.

Berat badan anakku, Gyasi, sekarang sudah mencapai berat badan normalnya dan stabil. Badannya sekarang ramping, namun berisi dan lebih kuat karena pola hidup sehat yang kami jalankan bersama-sama tidak hanya berhasil membantunya membakar lemak dalam tubunya, tapi disaat yang sama juga memperbaiki gizi tubuhnya dan membangun otot serta tulangnya. Energinya semakin bertambah. Anakku yang sekarang sangatlah berbeda dengan anakku 8 bulan yang lalu. Penampilannya berubah. Dulu ia memakai T-shirt berukuran XXL remaja, sekarang ia memakai T-shirt berukuran XS remaja atau M anak-anak. Rasa percaya dirinya dan kemampuan berpikirnya juga sangat meningkat.   Emosi dan perilakunya menjadi lebih positif. Ia sekarang menjadi lebih gembira, lebih riang, banyak tertawa dan jauh lebih tenang serta lebih sopan dimanapun ia berada. Ia juga menjadi lebih aktif.  Dulu ia lebih senang diam di dalam rumah main komputer atau nonton TV, sekarang ia senang bermain di luar rumah dan berolah raga. Ia menjadi lebih pintar dan bijak dalam hal makan. Ia juga tidak lagi mempunyai “hubungan pertemanan” yang tidak sehat dengan makanan dan minuman, terutama yang tidak sehat. Dalam kesehariannya sekarang, makan dan minum adalah kebutuhan dasar yang dilakukan sewajarnya saja, dan bukan lagi hiburan ataupun salah satu sumber kesenangan dan kepuasan.
Gyasi - in the middle (before - 8 months ago)










Gyasi (after - April 2012)









8 bulan sudah keluarga kami menjalan pola hidup sehat, yaitu makan sehat, gerak dan olah raga teratur serta cukup istirahat, tanpa bantuan obat maupun program khusus klinik kesehatan yang mahal biayanya. Tidak hanya anakku berhasil mengalahkan obesitas, kondisi kesehatan suamiku pun ikut membaik. Sampai dengan hari ini, berat badannya sudah berhasil turun 15 kg. Ia juga menjadi lebih fit  dan berenergi. Sebenarnya, seluruh anggota keluarga kami merasakan dampak positif dari pola hidup sehat yang kami jalankan. Kami semua menjadi lebih sehat, lebih fit, lebih berenergi, lebih tenang, lebih riang, emosi lebih stabil, pikiran lebih jernih dan banyak lagi. Kami sekarang sudah terbiasa untuk makan dengan lebih “pintar”, yaitu makan untuk menjaga kesehatan dan fungsi badan kami. Makan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bukan untuk memenuhi selera semata. Kami juga semakin bisa dan terbiasa meng-kontrol dan menjauhi keinginan serta hal-hal yang dapat merugikan kesehatan jasmani dan rohani kami. Dan yang sangat berharga untuk kami, perubahan pola hidup sehat membuat kami lebih sadar kesehatan, lebih dekat antara satu sama lain, lebih saling menghargai dan lebih bahagia. Khusus untuk aku dan suamiku,  sebagai orang tua, pencapaian kami yang terbesar setelah 8 bulan menjalankan pola hidup sehat ini adalah ilmu dan pegangan yang berhasil kami berikan kepada anak-anak kami, yang kami yakin akan sangat berguna dalam mereka hidup.

Kami sangat senang dengan keberhasilan kami. Kunci keberhasilan kami adalah tekad, kemauan, disiplin, jujur kepada diri sendiri, berusaha, tidak gampang menyerah dan saling mendukung sebagai keluarga. Kami sadar, hasil yang sudah kami capai harus kami jaga. Jadi, pola hidup kami akan terus kami lanjutkan. Sungguh tidak ada rasa kangen dan kehilangan terhadap hal-hal yang tidak sehat yang dulu menjadi kebiasaan dan kegemaran kami. Kami sadar, hal-hal tersebut nantinya harus kami bayar mahal dengan kesehatan kami bila tidak kami tinggalkan dari sekarang.

Obesitas di Indonesia. Mungkin memang belum banyak kita lihat di media massa kita, tapi justru sebaliknya, kalau kita amati  bisa dengan mudah kita temukan disekeliling kita. Yang perlu kita lakukan adalah membuka mata dan pikiran serta jujur kepada diri kita sendiri. Untuk mencegah dan melawan obesitas, kita tidak bisa mengandalkan diri kepada lingkungan sosial kita maupun pemerintah. Tapi bukan berarti kita harus mengalah dan mengikuti kondisi yang ada. Semua tergantung pada diri kita sendiri. Anggap saja kondisi tidak sehat yang ada dilingkungan kita tinggal, sekolah, kantor, kota dan lain sebagainya, adalah tantangan yang harus kita hadapi. Membuat usaha kita menjadi lebih susah, pasti. Tapi tidak harus membuat kita gagal. Kita mungkin tidak dapat merubah lingkungan kita, masyarakat maupun pemerintah, tapi kita bisa merubah diri kita sendiri. Every little changes counts!

No comments:

Post a Comment