Wednesday, October 3, 2012

Be smart and eat smart for your health!


Sep 16, '12 11:27 PM
for everyone

Kemarin, jam 6 pagi, saat menunggu pesawat di bandara, aku duduk di samping seorang Bapak yang sedang sarapan pagi. Sambil membaca koran, si Bapak terlihat asyik melahap roti putih dengan butterdan selai, hash brown potato (semacam pancake kentang yang digoreng), sosis goreng, scrambled egg,secangkir kopi (yang sebelum diminum ditambahkan dengan susu dan gula putih) serta segelas besar jus jeruk kemasan.
Terlihat sehat dan penuh gizi bukan?
Menu di atas memang sering kita temui untuk sarapan pagi di kota besar, termasuk Jakarta. Di restoran cepat saji maupun bukan, di kedai kopi, di hotel, di rumah sakit, di pesawat terbang dan banyak lagi. Menu di atas disantap oleh banyak orang setiap harinya.
Padahal kalau dilihat dengan “kaca mata pintar”, justru sebaliknya! Sarapan pagi yang disantap oleh si Bapak malah jauh dari sehat.
Mari kita bedah!
Roti putih = karbohidrat sederhana yang bahan utamanya adalah tepung putih. Makanan ini malah akan membuat gula darah kita meroket dalam waktu sekejap. Menyebabkan, sejak pagi, pankreas kita sudah harus bekerja keras untuk mengeluarkan insulin untuk mengontrol gula darah. Naiknya gula darah akibat konsumsi karbohidrat sederhana ini 2 jam kemudian akan diikuti dengan turunnya gula darah secara drastis yang membuat kita merasa lapar dan merasa membutuhkan (craving) asupan karbohidrat sederhana lagi.
Selain itu, roti putih biasanya mengandung pula susu, telur dan gula pasir. Susu = protein dan lemak hewani dalam bentuk cair yang mengandung gula (lactose) yang tidak bisa kita cerna karena tubuh kita tidak lagi memiliki enzym cernanya, kolesterol, protein casein yang juga tidak sesuai dengan sistem metabolisme manusia, lemak hewani alias lemak tidak sehat serta bahan-bahan kimia yang digunakan dalam beternak sapi perah (hormon pertumbuhan, antibiotik, dll). Dan bahan yang terakhir dalam si roti putih adalah gula pasir = gula proses dalam bentuk sederhana yang juga akan membuat gula darah kita meroket dan turun drastis dalam waktu singkat, dan bersama dengan tepung putih membuat pankreas kita harus bekerja ekstra keras.
Butter (mentega dari susu sapi), sama dengan susu. Sebenarnya adalah protein dan lemak hewani dalam bentuk cairan yang sudah dipadatkan. Di dalamnya terkandung gula (lactose), kolesterol, proteincasein dan juga lemak tidak sehat. Dan jangan lupa, untuk rasa gurihnya, butter juga mengandung sodium.
Sekarang giliran kita “melihat” si selai buah. Judulnya sih sehat karena mengatasnamakan buah. Padahal, selai yang dimakan si Bapak di Bandara, dan juga dimakan oleh kebanyakan orang dizaman modern sekarang ini, adalah selai kemasan yang diproses dengan canggih oleh industri makanan. Judulnya boleh jadi selai buah, padahal di dalamnya tidak ada kandungan buahnya sama sekali. Jadi, selai yang dikonsumsi oleh si Bapak, isinya hanyalah gula proses dan dalam bentuk terburuk, yaitu high fructose corn syrup. Coba lihat keterangan kemasan dibotol selai. Bahan pertama yang disebutkan dalam keterangan bahan adalah gula. Artinya, bahan yang paling banyak digunakan dalam makanan ini adalah gula. Selain itu, selai kemasan juga mengandung bahan perasa, pewarna dan pengawet buatan. Jadi, selai yang dioleskan pada roti pada akhirnya hanya akan menambah jumlah gula yang masuk ke dalam tubuh kita. Kerja pankreas pun menjadi semakin berat karena banyaknya gula yang harus dikontrol.
Hash browned potato dan sosis gorengAku yakin, hash brown potato dan sosis yang disajikan di restoran, pesawat, hotel dan tempat-tempat lainnya, berasal dari produk kemasan, biasanya dalam bentuk makanan beku. Jadi, umumnya tidak dibuat dari kentang segar atau daging segar, dan tidak dibuat langsung di tempat. Apa isi hash browned potato dan sosis proses? Seperti makanan proses lainnya,  biasanya sudah di-modifikasi sedemikian rupa agar memiliki rasa, bentuk dan tekstur yang menyerupai makanan aslinya dan dapat membuat kita (manusia yang mengkonsumsi) suka dan bahkan lama-kelamaan ketagihan. Biasanya, bahan-bahan dasar yang digunakan dalam makanan proses jauh dari dugaan kita. Umumnya jagung, soya, gelatin, tepung putih, gula proses (kebanyakan high fructose corn syrup), sodium, zat perasa, pewarna dan pengawet.  Bahan-bahan yang bukannya baik bagi kesehatan kita, malah merugikan kesehatan kita. Jadi, hash browned potato kemasan jelas tidak memiliki nutrisi yang ada dalam kentang segar yang dimakan dengan kulitnya (yang sudah dicuci bersih tentu saja). Dan jangan lupa, hash brown potato dan sosis yang disajikan di restoran, pesawat, hotel dan tempat-tempat lainnya, umumnya digoreng dengan minyak yang tidak sehat yang merupakan trans fat yang setelah masuk ke dalam tubuh akan disimpan di dalam arteri.
Scrambled egg. Makanan ini bisa jadi “lumayan sehat” kalau saja dimasak dengan cara yang sehat,yaitu tidak menggunakan susu dan mentega. Tapi, scrambled egg yang disajikan di restoran, hotel, pesawat dan tempat-tempat makan lainnya umumnya tidak dimasak dengan cara yang sehat. Kebanyakan menggunakan susu (kerugiannya sudah disebutkan di atas) dan butter (kerugiannya juga sudah dijelaskan di atas). Bayangkan, dalam sebuah jenis makanan se-sederhana scrambled egg,ternyata banyak sekali kandungan lemak dan protein hewaninya. Artinya, kolesterolnya juga tidak main-main! Oya, scrambled egg bisa menjadi makanan yang “lumayan sehat” kalau menggunakan telur ayam kampung organik, artinya tidak mengandung hormon pertumbuhan, antibiotik dan bahan kimia lainnya. Lagi-lagi, pada umumnya, scrambled egg di di restoran, hotel, pesawat dan tempat-tempat makan lainnya menggunakan telur ayam negri yang murah harganya demi menekan biaya produksi makanan. Dan makanan yang paling murah di pasaran memang kenyataannya adalah makanan yang paling terkontaminasi oleh proses industri makanan, yaitu penuh dengan bahan-bahan kimia yang merugikan kesehatan kita.
Terakhir, kopi, dengan susu dan gula pasir, serta jus jeruk kemasan. Susu dan gula pasir sudah aku jelaskan di atas. Di dalam salah satu buku yang aku baca, kopi disebutkan dapat menstimulan kadar gula dalam darah yang akhirnya juga akan menambah beban kerja pankreas mengeluarkan hormon insulin untuk mengontrol gula darah. Dan jus jeruk kemasan? Biasanya dibuat dari gula, air dan perasa jeruk serta pewarna dan pengawet. Kandungan gulanya besar sekali, sedangkan kandungan vitamin C-nya minim sekali. Kebalikan dari kandungan buah jeruk segar. Dan kedua jenis minuman ini kenyataannya tidak akan dapat menjawab kebutuhan air dalam tubuh kita. Melepas haus dan keinginan mungkin bisa. Tapi, tubuh kita tidak akan memperoleh cairan yang dibutuhkan untuk berfungsi dengan benar. Jadi, minuman-minuman selain air putih, malah akan membuat tubuh kita kekurangan cairan (dehidrasi).
Kalau kita lihat komposisi sarapan pagi si Bapak, isinya penuh dengan karbohidrat sederhana (roti putih dan hash brown potato), gula sederhana (roti putih, kopi, jus jeruk, selai), lemak tidak sehat (sosis, minyak untuk menggoreng, susu, butter) dan protein hewani yang sebenarnya juga tidak terlalu “pas” dengan metabolisme kita (sosis, telur, susu, butter). Komposisi yang jauh sekali dari sehat! Tidak sama sekali mengandung kebutuhan utama tubuh manusia. Mana karbohidrat kompleksnya? Mana serat dan protein nabatinya? Mana lemak sehatnya? Mana airnya?
Jam 6.30 pagi, si Bapak terlihat puas dan kenyang setelah melahap habis sarapan paginya. Dia lalu bersender, melanjutkan korannya sambil menghirup kopi pesanan keduanya. Aaaahhhh! Pasti di dalam hatinya si Bapak berkata, “Life is good”. Jujur, aku juga dulu sering seperti itu. Makan tanpa “kaca mata pintar” tapi hanya mengikuti kepraktisan dan keinginan. Bukan hanya menu seperti si Bapak pagi itu, tapi juga bubur ayam, mi ayam, pancake dengan butter dan gula cair, nasi goreng, roti panggang dengan keju proses, dan makanan-makanan standar masa modern lainnya. Kenyang tapi sesaat! Kenyang tapi tidak bermanfaat sama sekali, bahkan merusak!
Jam 7 pagi, aku masuk ke dalam pesawat. Bersiap-siap untuk terbang. Ternyata, si Bapak yang tadi menumpang pesawat yang sama dengan aku dan ternyata tempat duduknya tak berapa jauh dari aku. 
Jam 8 pagi, pramugari pesawat menyajikan makan pagi.
Karena sudah makan pagi di rumah sebelum berangkat ke Bandara, aku hanya makan potongan buah dan kacang almond mentah (selalu aku simpan dalam tas dan aku bawa kemanapun aku pergi). Si Bapak? Dengan lahap mencicipi makanan yang disajikan. Menu pagi itu adalah roti putih, butter, nasi lemak lengkap dengan telur, teri dan kacang goreng, potongan buah, jus, kopi dan teh.
Coba pikir …
Setelah sarapan pagi lengkap jam 6 pagi tadi, si Bapak ternyata tetap mampu menghabiskan sarapan pagi lengkap lagi hanya dalam selang waktu 2,5 jam. Berat badan si Bapak memang tidak terlalu berlebihan, tapi coba bayangkan apa yang pagi ini (dan tiap pagi) harus dihadapi dan dikerjakan oleh organ-organ tubuhnya. Terbayang olehku betapa pankreas si Bapak harus bekerja sangat keras untuk mengatur semua gula yang masuk dalam rentang waktu hanya 2 jam.
Ingat! Organ-organ tubuh kita juga punya batas kemampuan, sama dengan mesin dan gadget yang kita gunakan dalam kehidupan kita sehari-hari. Bila terus-menerus harus bekerja ekstra keras karena pola makan kita yang salah, lama-kelamaan organ-organ tubuh kita akan lelah dan rusak. Apalagi karena tidak mendapat asupan nutrisi yang sebenarnya diperlukan untuk membantu kerja dan menjaga kesehatan organ-organ tubuh kita secara natural. Dan apa selanjutnya yang menanti? Penyakit kronis! Hipertensi, penyakit jantung, kanker, diabetes tipe 2, gagal ginjal dan lain sebagainya.
Jadi, mari, biasakan diri untuk selalu melihat makanan dan minuman dengan “kaca mata pintar”. Kalahkan emosi dan gunakan akal sehat dan hati nurani (mmmm… rasanya prinsip ini berlaku sama untuk semua kegiatan dan aspek dalam hidup kita!).
Kembali ke pesawat yang aku tumpangi kemarin karena masih ada sedikit cerita yang tersisa...
Beberapa menit setelah pilot mengumumkan bahwa pesawat akan segera menurunkan tinggi jelajahnya untuk mendarat, si Bapak tadi memanggil pramugari yang bertugas. Tak lama kemudian, sekaleng minuman soda manis diterima oleh si Bapak. Tanpa basa-basi, si Bapak meminum minuman soda itu sampai habis! (kaleng kosongnya langsung diserahkan kembali ke pramugari yang kebetulan melintas). Yup! Jam 8.30 pagi, si Bapak menegak habis 1 kaleng minuman soda manis. Pola makan yang sangat memupuk penyakit kronis, terutama diabetes tipe 2 (jenis diabetes yang timbul akibat pola hidup tidak sehat, yaitu banyak mengkonsumsi karbohidrat dan gula sederhana yang mengakibatkan pankreas dan insulan over worked sampai akhirnya tidak lagi bisa berfungsi).
Melihat ini semua, aku hanya mengurut dada dalam hati dan bersyukur bahwa aku dan keluarga sudah melewati fase kehidupan seperti itu dan sudah meninggalkan kebiasan-kebiasaan kami yang salah dan tidak sehat. Dan setelah kami sekeluarga menjalankan pola makan Clean Eating, kami menjadi terbiasa untuk selalu memakai “kaca mata pintar” setiap kali memasak, memesan dan memilih makanan serta minuman, dan tentu saja pada saat makan. Semoga keputusan dan tindakan kami ini bisa 'membalik' kondisi kesehatan kami. Dari sakit menjadi sehat dan berfungsi dengan baik kembali.
So let’s be smart and eat smart for our own health!

No comments:

Post a Comment