Wednesday, October 3, 2012

Belanja sehat mendukung pola makan sehat Eating Clean. Learn to shop smart!


Jul 31, '12 8:47 AM
for everyone
Siang tadi aku pergi ke 2 supermarket. Yang pertama adalah untuk membeli pisang dan telur, dan yang kedua untuk mencari keperluan sekolah anakku. Suasana di supermarket langgananku ramai sekali. Orang sibuk memborong makanan dan minuman siap saji (ready meal) untuk berbuka puasa. Pilihannya beraneka ragam dan tampilannya sangat menggugah selera: opor ayam, rendang paru, ayam rica, ayam panggang, ikan goreng, tumis cumi, sambal goreng ati, sambal krecek sampai tahu isi, pisang goreng, kue talem, serabi, kolang-kaling, kolak, cendol dan masih banyak lagi. Supermarket langganganku yang satu lagi juga tidak kalah ramai. Banyak ibu rumah tangga dengan penuh semangat mengisi keranjang belanjanya dengan biskuit kaleng yang sedang dijual dengan harga khusus, sirup, mi instan, kue-kue kering khas puasa dan lebaran, kornet, sosis, minuman teh kemasan dan banyak lagi.

Coba perhatikan supermarket dibulan Puasa! Selalu berlimpah dengan berbagai makanan dan minuman, baik makanan dan minuman siap saji maupun makanan dan minuman kemasan atau olahan!

Memang sudah menjadi kebiasaan tahunan, dibulan Puasa, persediaan makanan dan minuman disupermarket di Jakarta selalu berlimpah ruah. Tumpukkan makanan dan minuman, terutama yang kemasan, diletakkan ditempat yang paling strategis di supermarket (artinya ditempat yang paling banyak dilewati oleh konsumen yang berkunjung ke supermarket), kemasan makanan dan minuman disesuaikan dengan suasana puasa dan lebaran sehingga menarik minat dan membangkitkan selera serta dijual dengan berbagai penawaran menarik, misalnya: beli satu dapat 2, potongan harga, beli makanan dapat hadiah minuman, dll. Sungguh menawan dan sungguh menggoda!

Supermarket, belakangan bahkan ditambah lagi dengan hypermarket dan minimarket,  semuanya akrab dengan kehidupan warga perkotaan. Dizaman modern, ketiganya memang sudah menjadi tempat utama manusia modern untuk mendapatkan persediaan makanan dan minuman sehari-hari, karena ketiganya menjual beraneka ragam jenis makanan dan minuman, memiliki lokasinya yang strategis dan mudah dicapai, menjual makanan dan minuman dengan harga bersaing dan bahkan seringkali memberi tawaran harga menarik. Belanja di supermarket, hypermarket dan minimarket akhirnya memang menjadi pilihan utama sebagian besar warga kota karena praktis dan menyenangkan.

Padahal, kalau kita telaah lebih dalam, tanpa kita sadari, keberadaan supermarket,  hypermarket serta minimarket, telah merubah rantai makanan dan pola makan manusia modern!
Selama bertahun-tahun, ketiganya telah berhasil menjadi “gateway” bagi industri makanan untuk memperkenalkan dan menjual makanan dan minuman kemasan dan olahan yang mereka produksi kepada kita (konsumen). Selama bertahun-tahun, supermarket dan hypermarketterutama, berhasil menentukan jenis, ukuran, rasa, kualitas dan daya tahan sayur, buah, daging, ayam dan ikan yang harus dihasilkan oleh para petani dan peternak demi dapat diterima dan dijual oleh pihak supermarket dan hypermarket. Akibatnya, banyak petani dan peternak yang mengandalkan pestisida, hormon dan antibiotik demi menghasilkan panen dan produk yang bisa memenuhi tuntutan dan standar yang ditetapkan oleh supermarket dan hypermarket.

Dari segi bisnis, supermarkethypermarket maupun minimarket memang dirancang sedemikian rupa untuk membuat konsumen berbelanja sebanyak mungkin, artinya, mengeluarkan uang (spend money) sebanyak mungkin. Susunan rak, tata cahaya, musik, pendingin udara, posisi penempatan barang-barang yang dijual, semuanya dirancang sedemikian rupa untuk mendatangkan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi pihak supermarket,hypermarket maupun minimarket.

Kenyataan ironisnya adalah: rancangan yang mendatangkan keuntungan untuk pihak supermarkethypermarket maupun minimarket tidak dibuat dengan mempertimbangkan pola makan dan pola hidup sehat konsumen. Sebagian besar produk yang dijual di supermarket, hypermarket dan minimarket malah sebenarnya sangat merugikan kesehatan manusia. Produk-produk yang mendominasi supermarkethypermarket dan minimarket sebenarnya banyak yang membuat manusia semakin terjerumus dalam pola hidup modern yang tidak sehat dan semakin akrab dengan “makanan palsu” hasil karya industri makanan, yaitu makanan kemasan dan olahan.

Perhatikan betapa bagian sayur dan buah di supermarket, hypermarket maupun  minimarket kalah besar bila dibandingkan dengan bagian makanan dan minuman kemasan dan olahan. Betapa makanan dan minuman kemasan yang paling tidak sehat (ps: read the label) tapi memang yang paling banyak diminati konsumen selalu ditempatkan diposisi yang sangat terlihat dan terjangkau oleh konsumen sehingga barang-barang tersebut semakin laku dan dapat mendatangkan keuntungan bagi supermarket, hypermarket dan maupun minimarket (fast moving). Perhatikan juga bagaimana didekat  meja kasir selalu ditempatkan rak berisi cokelat dan permen, dan tidak ketinggalan lemari pendingin yang berisi minuman kemasan yang banyak mengandung gula. Hal ini untuk membuat konsumen yang mengantri di kasir, terutama anak-anak kecil, tergoda untuk membeli cokelat, permen dan minuman manis untuk dimakan atau diminum selama menunggu diantrian. Lagi-lagi cara yang jitu untuk meningkatkan penjualan untuk meningkatkan keuntungan! Perhatikan juga bagaimana merek makanan dan minuman tertentu terlihat berlimpah persediaannya dan sangat mendominasi. Hal ini seringkali berhubungan dengan biaya promosi yang keluarkan oleh produk yang bersangkutan demi mendapatkan penempatan yang “bagus” di dalam toko. Perhatikan bagaimana contoh (sample) makanan dan minuman kemasan seringkali dibagikan gratis kepada konsumen untuk meningkatkan penjualan (coba pikir, apakah pernah ada sample apel atau kangkung organik gratis yang dibagikan kepada konsumen?). Dst …

Jadi, selama 11 bulan menjalankan pola makan Eating Clean, aku tidak hanya belajar untuk makan dengan pola makan sehat, menyusun menu sehat untuk keluarga di rumah, mengolah dan memasak makanan dengan cara yang sehat, tapi juga belajar untuk belanja sehat, terutama disupermarket, hypermarket dan juga di minimarket.

Sebelum menjalankan pola makan Eating Clean, aku belanja di supermarket, hypermarket ataupunminimarket, seperti kebanyakan orang di Jakarta. Selain membeli sayur, buah, ikan, daging dan ayam, aku juga rajin membeli berbagai makanan kemasan atau olahan. Misalnya: keju olahan, sosis, kornet, mi instan, susu segar, selai, mentega, biskuit, sereal sarapan, kentang beku dan banyak lagi. Aku sering tergiur tawaran potongan harga atau hadiah. Aku sering mencoba sample makanan dan minuman dan bila terasa enak, aku tidak segan-segan untuk membelinya. Tapi setelah menjalankan pola makan Eating Clean dan belajar banyak tentang makanan natural vs makanan kemasan dan olahan, aku menjadi lebih berhati-hati bila berbelanja di supermarket, hypermarket dan minimarket.

Selama 11 bulan menjalankan pola makan Eating Clean, aku terus melatih dan membiasakan diri untuk melihat supermarket, hypermarket dan minimarket dengan kaca mata baru. Bekal aku berbelanja di sana bukan lagi sekedar daftar belanja yang aku buat dari rumah, tapi juga waktu, tenaga, akal, kesadaran dan tekad untuk berbelanja sehat, knowledge seputar makanan dan minuman sehat vs kemasan dan olahan, kemauan untuk membaca label yang tertera pada kemasan makanan dan minuman kemasan serta knowledge mengenai cara membaca kandungan dan nutrisi yang dicantumkan pada label.

Awalnya sulit untuk merubah kebiasaan belanja karena memang kebiasaan yang sudah terbentuk selama bertahun-tahun (kebiasaan yang selama ini aku anggap normal (dan sehat-sehat saja) karena dilakukan oleh kebayakan manusia modern di perkotaan). Awalnya juga melelahkan karena aku harus menghabiskan waktu yang tidak sebentar untuk berbelanja dan harus berkonsentrasi penuh pada saat berbelanja, yaitu untuk membaca label  pada kemasan maupun untuk tetap “setia” pada rencana dan daftar belanja yang sudah aku buat sebelumnya.

Berikut adalah tips belanja sehat yang aku temukan dalam buku Eating Clean for Dummies. Tips ini aku terapkan sampai sekarang. Semakin lama, aku menjadi terbiasa berbelanja sehat, sama dengan pola makannya sendiri. Dan sekarang, kebiasaan belanja sehat sudah berjalan secara otomatis sehingga tidak lagi menghabiskan waktu dan tenaga (bahkan pikiran). Sekarang, hanya ada 5 bagian yang aku kunjungi bila berbelanja di supermarket maupun hypermarket, yaitu: (1) bagian buah dan sayuran (itupun yang organik), (2) bagian telur, ayam, daging dan ikan (itupun yang organik dan non ternak untuk ikan), (3) bagian roti (itupun hanya yang gandum), (4) bagian beras, kacang-kacangan, biji-bijian, garam dan dried herbs, olive oil , oat, pasta gandum dan (5) bagian alat-alat mandi dan alat-alat pembersih rumah. Jujur, sekarang aku sangat ketinggalan zaman dengan jenis dan rasa baru sereal, biskuit, keripik kentang, minuman kemasan, yogurt, susu, permen, sosis, bumbu masakan dan banyak lagi! Semua makanan dan minuman ini tidak pernah lagi aku tengok (apalagi beli) pada saat berbelanja di supermarket, hypermarket maupunminimarket.

Jadi, mudah-mudahan tips berikut bisa bermanfaat juga untuk yang juga sudah atau ingin memulai pola makan sehatnya:
 -   Buat daftar belanja sesuai menu makan sehat yang sudah dirancang sebelum pergi ke supermarkethypermarket maupun minimarket dan ikuti daftar belanja dengan tertib.
-   Jangan berbelanja dalam keadaan lapar karena rasa lapar serta gula darah yang turun dapat menimbulkan keinginan makan yang berlebihan pada diri kita. Akibatnya, makanan dan minuman yang kita lihat di supermarket, hypermarket maupun minimarket akan terlihat sangat menggiurkan (karena itu pula, berbelanja ke supermarkethypermarket maupun minimarket pada saat puasa seringkali membuat orang berbelanja dengan berlebihan).
-   Hindari rak yang berisi makanan dan minuman kemasan dan olahan disupermarkethypermarket maupun minimarket, termasuk lemari pendingin yang berisi makanan dan minuman yang dibekukan (frozen food).
-   Cari dan perhatikan barang-barang yang disimpan dirak bagian paling atas maupun paling bawah. Hindari barang-barang yang disimpan dirak bagian tengah. Makanan dan minuman yang ditaruh dirak bagian tengah biasanya adalah makanan dan minuman kemasan atau olahan yang harganya murah dan banyak diminati konsumen namun sayangnya seringkali tinggi kalori, gula maupun sodium namun minim nutrisi, alias tidak sehat.
-   Beli daging, ayam dan ikan dibagian akhir berbelanja agar makanan-makanan ini tidak cepat rusak karena terpapar hawa panas di luar lemari pendingin. (Tambahan tips dari aku: pilih daging, ayam dan ikan yang masih segar. Minta petugas untuk menggiling daging tanpa lemak di tempat bila ingin membeli daging giling. Minta juga bantuan petugas untuk membuang kulit ayam di tempat).
-   Lawan godaan yang timbul dari pemberian contoh makanan dan minuman gratis, promosi berhadiah ataupun potongan harga dan lain sebagainya. Stay on your list!
 - Jangan membeli makanan dan minuman kemasan yang diletakkan didekat meja kasir karena umumnya makanan dan minuman yang ditempatkan didekat meja kasir adalah (lagi-lagi!) makanan dan minuman kemasan atau olahan yang harganya murah dan banyak diminati konsumen namun sayangnya seringkali tinggi kalori, gula maupun sodium namun minim nutrisi, alias tidak sehat.

Tambahan tips lainnya dari aku:
Pada saat membeli sayur dan buah, selalu luangkan waktu untuk memilih sayur dan buah dengan seksama agar kita mendapatkan barang yang segar dan bagus kondisinya. Ingat! Jangan terburu-buru! Dan untuk yang punya anak, ajak dan libatkan anak-anak berbelanja sayur dan buah. Agar mereka kenal dan terbiasa dari sejak kecil!

Pola belanja sehat di atas tetap aku jalankan dibulan puasa kali ini. Hasilnya? Kami sekeluarga tetap bisa menjalankan pola makan sehat selama puasa. Dan pengeluaran belanja makanan keluarga dibulan puasa kali ini pun tidak membengkak seperti tahun-tahun sebelumnya. Malah pengeluaran belanja makanan keluarga sampai dengan hari ini jauh berkurang dari biasanya. Pasti karena jumlah konsumsi makanan sehat kami disaat puasa memang berkurang dengan berkurangnya frekuensi makan keluarga dalam sehari.

Jadi, belanja sehat sangat mendukung pola makan sehat. Belajarlah berbelanja dengan sehat bila ingin menjalankan pola makan sehat.

Dan belanja sehat di bulan puasa = makan sehat di bulan puasa = tetap sehat di bulan puasa. Menyenangkan!


No comments:

Post a Comment