Tulisanku
kali ini berawal mula dari sebuah artikel tentang kebiasaan jajan yang ada di
dalam Surat Kabar Kompas yang terbit hari ini, tepatnya di bagian Kompas Muda
halaman 36.
Judul
artikel yang mengundang perhatianku dari awal ini adalah “Jajan, Enggak Sekedar
Makan” . Judulnya saja sudah menggangguku. Dan ternyata isinya pun demikian.
Dalam
artikel yang mengulas kebiasaan jajan remaja di tanah air ini disebutkan bahwa
makanan menjadi bagian penting bagi remaja karena mereka sedang dalam
pertumbuhan sehingga tingkat konsumsinya cukup tinggi. Sebagian besar remaja
(lebih 50 persen) makan nasi tiga kali sehari di rumah. Tapi kebiasaan jajan
terus jalan, tiap hari di sekolah. Sebagian besar (remaja) suka jajan makanan
berat, seperti bakso, siomay, mi pangsit dan mi instan. Makanan yang
mengenyangkan dan rasanya akrab di lidah kita.
Lalu
disebutkan pula bahwa meski mereka (remaja) makan nasi sehari tiga kali, jajan
tetap penting mengingat aktivitas sehari-hari cukup tinggi. Maka dari itu
kebiasaan makan karbohidrat seringkali menjadi menu utama untuk jajan.
Dan
ini dia prosentase jajanan favorit remaja di Indonesia versi Kompas Muda:
Bakso,
siomay, mi pangsit, mi instan 37,8% --- Nasi dan lauk-pauk 19,2% --- Gorengan
12,1% --- Kue Kering/Basah 10,5% --- Burger, Hotdog, Pizza, Kebab 10,2% ---
Lainnya 10,3%
Sayang
tidak ada data mengenai jajajan minuman yang biasa dilakukan oleh remaja kita,
yang umumnya diisi dengan minuman kemasan yang banyak mengandung gula, antara
lain: teh kemasan, soda, jus buah kemasan, minuman vitamin, minuman energi dan
kopi.
Jajan?
Ini
kebiasaan remaja di Indonesia pada umumnya (termasuk aku pada waktu aku masih
bersekolah dulu!) yang sudah menggeser dan merusak pola makan sehat yang
seharusnya dijalankan oleh remaja!
Kebiasaan
jajan membuat makanan sehat lama-kelamaan tergeser dan tergantikan dengan
makanan tidak sehat, yaitu makanan cepat saji (lokal maupun asing), makanan
proses/kemasan dan makanan yang kurang/tidak higienis. Kebiasaan jajan, yang
dizaman nenek kita dulu dikenal sebagai ajang istimewa (dijalankan kalau ada
ulang tahun dan naik kelas misalnya), sekarang malah menjadi kebutuhan
sehari-hari yang sangat tidak sehat. Menjadi kebiasaan buruk yang seharusnya
dijauhi dan dikikis, bukan malah dipupuk dan dibiasakan hingga menjadi
kebiasaan yang terus berjalan pada saat dewasa (disaat kita sudah tidak
“tumbuh” lagi).
Setelah
menjalankan pola makan sehat Clean Eating selama setahun lebih, aku dan keluarga belajar dan
sadar bahwa kalau kita terbiasa dengan pola makan teratur dan terbiasa memakan
makanan yang benar (a.k.a sehat),
jajan itu sama sekali tidak perlu, baik untuk anak kecil, remaja maupun
orang dewasa dan orang tua!
Untuk
beraktivitas, tumbuh (bagi anak-anak dan remaja) dan bertahan sehat, tubuh kita
memerlukan MAKANAN SEHAT, yaitu makanan natural dari alam yang kaya nutrisi dan
diolah dengan cara yang sehat. Bukan hanya sekedar memerlukan karbohidrat,
apalagi karbohidrat sederhana yang tinggi kalori tapi minim serat dan nutrisi,
seperti bakso, siomay, mi pangsit, mi instan, burger, kebab, pizza dan nasi
goreng. Bukan pula makanan-makanan
proses/kemasan. Makanan-makanan ini sangat kaya kalori namun sangat miskin
nutrisi, karena semuanya mengandung karbohidrat sederhana (nasi atau tepung
putih), gula sederhana, sodium serta zat perasa dan lemak tidak sehat (minyak
goreng, keju proses, dll). Selain minim nutrisi, makanan-makanan ini hampir
tidak mengandung serat sama sekali. Jenis makanan yang sangat baik untuk
memberi tenaga “instan” (cepat muncul tenaga, tapi cepat pula terkuras dan
merasa lapar kembali). Dan makanan-makanan ini merupakan “pupuk” yang baik
untuk berbagai masalah kesehatan dan penyakit kronis modern, dari mulai
kurangnya daya tahan tubuh dan daya konsentrasi, masalah pencernaan, obesitas,
diabetes sampai kanker.
Anak-anak,
kecil ataupun remaja (ini sudah aku buktikan pada anak-anakku sendiri), bila
diberi jenis makanan yang benar (a.k.a sehat) secara teratur, tidak akan merasa
perlu untuk jajan. Biasakan mereka makan makanan utama tiga kali sehari.
Utamakan makan pagi sebagai sumber energi utama. Makanlah makan malam seperti
“rakyat biasa”, yaitu sederhana dan tidak berlebihan. Beri mereka makanan
ringan dua kali sehari, yaitu diantara jam-jam makan utama. Jangan biasakan
mereka makan di atas jam 7 malam. Biasakan mereka makan dengan porsi yang
benar, yaitu sesuai dengan umur, ukuran tubuh dan aktivitas harian mereka. Dan
dukung pola makan yang benar ini dengan makanan yang benar pula, yaitu makanan
yang sehat (makanan natural yang kaya nutrisi, serat dan air yang diolah dengan
cara yang sehat). Jadi, beri mereka:
- Karbohidrat kompleks (nasi
merah/cokelat, roti gandum, traditional oats, biji-bijian)
- Makanan yang kaya serat dan air,
yaitu sayuran dan buah segar
- Protein rendah lemak, terutama
protein nabati
- Lemak sehat dari kacang2an, alpukat,
minyak sehat , dll
- Air putih
Berikan
mereka makanan sehat setiap kali mereka makan, termasuk makanan kecil selingan
mereka. Asalkan makanan yang mereka makan benar (a.ka sehat), walaupun tidak
dengan porsi banyak dan frekuensi makan tidak sering, mereka akan tetap kenyang. Bahkan akan tetap kenyang dalam
waktu yang lebih lama dibandingkan mereka makan satu kotak besar pizza,
misalnya. Dan tidak hanya mereka akan memiliki cukup tenaga untuk beraktivitas,
mereka juga akan memiliki cukup nutrisi untuk tumbuh dan tetap sehat. Mau
kenyang mereka bertahan lebih lama untuk memperlancar aktivitas harian mereka?
Atau mau mereka punya tenaga ekstra untuk kegiatan olah raga? Tambah asupan
makanan yang kaya serat. Perbanyak sayuran, terutama sayuran segar (mentah).
Ini
pesan moral kali ini. Yang penting itu bukan jajan, melainkan makan makanan
(yang benar-benar) sehat dengan pola teratur dan jumlah wajar! Jangan salah
mengerti …
Mari,
kikis kebiasaan jajan dari sekarang!
Jangan
perkenalkan, apalagi biasakan, kebiasaan ini kepada anak-anak kita. Kualitas
hidup mereka tidak akan berkurang hanya karena mereka jarang/tidak biasa jajan.
Justru sebaliknya! Dan jangan hanya melarang anak-anak kita, tapi mulai lah
dari diri kita sendiri untuk memberi contoh melakoni hidup tanpa kebiasaan
jajan kepada anak-anak kita.
Kebiasaan
jajan yang dibentuk dan dibiasakan dari kecil akan dibawa oleh anak-anak kita
sampai mereka dewasa, bahkan sampai mereka tua (dokterku sering bercerita
bagaimana pasiennya yang sudah berumur dan sudah mengidap penyakit kronis yang
mengancam jiwa, tetap tidak mau/bisa merubah kebiasaan makannya yang tidak
sehat karena sudah terlanjur terbiasa dan merasa tidak bisa hidup senang tanpa
makanan favoritnya). Kebiasaan
jajan diusia dewasa akan lebih banyak lagi merugikan kita. Dari segi berat
badan, misalnya. Badan orang dewasa sudah tidak “tumbuh” lagi, tapi jajanan
tinggi karbohidrat masih masuk dalam jumlah banyak dan sering ke dalam tubuh
seperti anak yang sedang tumbuh. Apa hasilnya? Berat badan yang bertambah.
Selain itu, kebiasaan jajan juga membuang uang percuma. Dan yang paling
penting, kebiasan makan jajanan yang tidak sehat diusia dewasa juga memupuk
lebih banyak lagi masalah kesehatan dan penyakit kronis.
Ayo,
ganti kebiasaan jajan dengan makan makanan sehat secara teratur!
Berdasarkan
pengalaman pribadi, kebiasaan makan sehat lama-kelamaan akan mengikis kebiasaan
jajan kita dengan sendirinya. Badan kita lama-kelamaan akan menolak dengan
sendirinya makanan-makanan yang tidak sehat dan tidak bermanfaat bagi tubuh.
Jajan siomay, bakso, mi instan, pizza, burger, gorengan? Semuanya sudah tidak
pernah lagi kami jabani. Kangen? Tidak sama sekali! Tersiksa? Tidak sama sekali
juga! Kami tahu kok, sebenarnya sekali-kali kami masih boleh makan
makanan-makanan yang tidak sehat ini, tapi masalahnya kami sudah tidak lagi
ingin. We can, but we don’t want to!
Sekali-kali
makan di luar masih boleh, kok! Bukan jajan, tapi lebih ke "makan di luar". Lakukan pada kesempatan-kesempatan istimewa bersama
orang-orang tersayang. Makanlah tetap pada jam dan porsinya. Dan pastikan, makanan yang kita makan di
luar, selain enak dan memuaskan lidah serta selera kita, juga punya banyak
manfaat kesehatan berlimpah bagi tubuh kita. Pastikan manfaat yang kita
dapatkan sepadan dengan uang yang kita keluarkan! Terutama untuk anak-anak
kita!
Ingat,
tubuh kita, terutama anak-anak, bisa menjadi lebih sehat hanya dengan
mengurangi dan menghentikan kebiasaan jajan makanan dan minuman yang tidak
sehat!
No comments:
Post a Comment